Demak – Meskipun saat ini sudah jaman modern dan serba plastic , namun bambu masih di cari orang. Selain untuk kerajinan orang butuh bambu sebagai bahan penunjang pembangunan. Seperti halnya petani garam butuh bambu untuk membuat gudang. Nelayan butuh bambu untuk membuat bagan apung maupun tancap.

“ Saya kemarin dapat pesanan bambu hingga 300 batang untuk bagan apung . Harga berkisar lima puluh  ribu sampai enam  puluh  ribu rupiyah . kalau yang kecil seperti ini ya dua puluh  ribu rupiyah  setiap batangnya” ,  ujar Ibu mainah  penjual bambu di pasar lama desa Kedungmutih.

Ibu Mainah mengatakan usaha penjualan bambu ini sudah ada lima tahunan. Bambu-bambu dengan berbagai ukuran ini diambil dari daerah Jepara, Kudus , Pati dan Grobogan. Sekali ambil biasanya satu truk besar sehingga perlu modal yang cukup banyak.

20150623_064732

Bambu- bambu itu dipilah-pilah menurut ukuran dan kebutuhan. Yang paling besar biasanya untuk bagan apung maupun tancap. Selain itu juga untuk tiang gudang garam maupun rumah panggung. Sedangkankan yang berukuran kecil untuk tiang bendera, peralatan membuat garam seperti slender dan garuk dan juga untuk pagar rumah.

Penjualan bambu naik tajam ketika petani garam membuat gudang-gudang untuk penyimpanan garam. Sekali beli satu orang bisa 15 sampai  20 batang . Selain itu juga ketika nelayan ramai-ramai membuat bagan tancap untuk menangkap ikan. Satu bagan tancap membutuhkan bambu hingga 100 batang.

“ Ya Alhamdulillah meski untung sedikit karena yang beli banyak lumayan juga. Bisa untuk menambah belanja sehari-hari”, aku Ibu Mainah

Selain bambu lapak milik ibu Mainah ini juga menyediakan keperluan untuk membuat gudang. Untuk atapnya biasa menggunakan rumbia atau  welit sedangkan dindingnya menggunakan gedheg . Bagi yang butuh pagar juga disediakan pagar bambu jadi tinggal pasang . Biasanya pembelian permeter lari.

Pelanggannya selain warga desa Kedungmutih juga tetangga desa seperti desa Kedungkarang, Babalan, dan Kedungmalang. Jika musim membuat bagan apung kadang kala pelanggannya dari Bonang dan Tambak Lorok Semarang juga datang memesan. (Muin)