Demak- Pegaram Demak yang terkonsentrasi di kecamatan Wedung awal bulan Juni ini mulai serius menggarap lahannya. Dari pagi sing hingga sore hari mereka bekerja menata lahan garam .Beberapa pegaram tampak membuat petakan-petakan untuk meja kristalisasi sebagian lagi ada yang membuat saluran air dan ada juga yang mencacah tanah. Kegiatan ini dilakukan agar lahan garam cepat menuai hasil.

“ Saya mengerjakan lahan ini baru satu mingguan setelah tidak ada hujan turun lahan saya mulai . Yang awal ya mendalamkan saluran air agar tandon air banyak jika mulai panen tidak kekeringan “, ujar Haji Mustain pegaram asal desa Kedungmutih kecamatan Wedung pada kabarseputarmuria.

Haji Mustain mengatakan musim penghujan lahan garamnya dipergunakan untuk memelihara ikan dan udang. Setelah musim hujan usai tambaknyapun kemudian dikeringkan untuk persiapan pembuatan garam. Ikan dan udang yang berada didalam tambakpun di panen. Setelah dikeringkan lahan pun ditata untuk persiapan garam.

K

Proses pengerjaaan lahan tambak untuk membuat garam diantaranya adalah pengurasan. Setelah itu lahan dikeringkan beberapa hari , kemudian dibuat petak-petak meja kristalisasi , dan tendon air. Proses selanjutnya ada pencacahan lahan agar tanahnya gembur.

Usai dicacah kemudian diairi kembali , baru kemudian di licinkan dengan alat slender . Setelah meja kristalisasi kering dan licin barulah dimasukkan air tua atau di beri media isolator. Setelah meja kristalisasi siap barulah air tua dimasukkan ke dalam meja kristalisasi.

“ Kalau pegaram telah menyediakan tendon air tua , air itu dimasukkan ke dalam meja kristalisasi . Jika panasnya kuat satu minggu air itu akan menjadi kristal garam yang siap untuk di panen. Kalau hari ini dan satu bulan ke depan tidak ada hujan pegaram disini sudah panen garam “, ujar H. Mustain

K

Haji Mustai Pegaram dari Desa Kedungmutih

Bantuan Belum Turun

Haji Mustain mengatakan pada tahun ini ia mendapatkan bantuan berupa plastic untuk meja kristalisasi. Plastik ini untuk melapisi meja kristalisasi agar garam yang dihasilkan kualitasnya lebih baik. Namun sayang plastic bantuan itu sampai saat ini belum turun. Ia berharap bantuan plastic segera turun agar pemasangannya bersamaan dengan jadinya meja kristalisasi.

Dengan adanya plastic untuk melapisi meja kristalisasi ini hasil garamnya lebih bersih dan warnanyapun putih . Garam hasil penggunaan plastic di meja kristalisasi ini harganyapun lebih mahal. Perkilonya terpaut Rp 10 ribu – 15 ribu sehingga pendapatan petani meningkat. Dengan penggunaan plastic pelapis ini hasil garam petani juga meningkat.

“ Bantuan plastic ini harus segera diturunkan karena petani sudah memulai lahannya. Jika terlambat maka susah pemasangannya dan masa panenpun telah tiba sehingga petani akan kerepotan. Kalau  saat ini sudah siap setelah meja kristalisasi jadi plastic langsung bisa di pasang”, harap Haji Mustain. (Muin).