Demak – Bagi nelayan di kabupaten Demak musim penghujan merupakan musim puso atau sepi. Laut yang berombak membuat perahu mereka tidak berani membelah laut. Akibatnya perahu hanya ditambatkan di pinggir sungai menanti laut bersahabat kembali.

Seperti yang terlihat di desa nelayan Kedungmutih, Kedungkarang dan Babalan . Ratusan perahu terlihat berjajar rapi menunggu laut tenang kambali. Beberapa nelayan tampak diatas perahu memperbaiki mesin dan alat tangkap. Sedangkan yang lain tampak duduk-duduk di depan rumah sambil ngobrol.

“ Ya ombak kayak begini ya bisanya duduk-duduk ngobrol di rumah. Sedangkan yang dapat pocokan kerja ya kerja seadanya. Kuli bangunan, kuli angkut garam dan cari kerjaan di kota “, kata Masrukan nelayan asal desa Kedungkarang kecamatan Wedung pada kabarseputarmuria.

Untuk memenuhi kebutuhan harian mereka biasanya mereka menggadaikan perhiasan emas dan barang berharga lainnya. Barang-barang itu dibawa ke toko emas, pegadaian atau lembaga keuangan. Jika nanti laut ramai kembali barang-barang itupun ditebus kembali.

“ Ya habis gimana lagi setiap hari kita butuh makan dan keperluan lain. Jika laut ombak ya bagaimana caranya kita bisa dapat uang. Terpaksa kita gadaikan perhiasan emas ke tempat pegadaian “, tambah Masrukan.

1aa

Hal sama juga dikatakan Sopyan ( 45) nelayan asal desa Kedungmutih , Jika laut sepi dia menggadaikan perhiasan ke Koperasi di desanya. Uang dari menggadaikan perhiasan itu digunakan untuk belanja dan kebutuhan  lain di kala  laut sedang ombak besar. Adapun pengambilan barang dilakukan jika “miyang” kembali ke laut.

“ Ya kalau kebutuhannya banyak kita ambil Rp 500 ribu – Rp 800 ribu, kalau dikit paling kita ambil Rp 200 – Rp 400 ribu. Paling lama nebusnya ya dua minggu kadang belum ada satu minggu sudah kita tebus karena laut sudah menghasilkan “, kata Sopyan.

Sopyan sudah mempunyai langganan menggadaikan perhiasan emasnya. Selain di toko emas pasar desa setempat , juga di sebuah koperasi simpan pinjam yang berkantor di kios pasar baru desa kedungmutih. Perhiasan yang ia bawa merupakan simpanan yang setiap waktu bisa digunakan untuk mengatasi kesulitan belanja sehari-hari jika laut sedang sepi . (Muin).