Jepara – Siang itu pasar desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak cukup ramai. Beberapa mobil sales berjajar menurunkan barang-barang dagangan untuk di kirim ke kios dan los pedagang. Selain sopir dan bagian keuangan mobil pengirim barang juga menyertakan tenaga angkut.

Salah satunya adalah Nur Sahid (47) warga desa Bugel kecamatan Kedung kabupaten Jepara. Berbekal tenaga Nursahid mengangkut barang dari mobil menuju ke kios atau los pedagang sesuai dengan instruksi bagian pengiriman. Dos-dos mie itu ia tumpuk kemudian dipanggul dibawa ke jios atau los.

“ Bayaran saya tidak bulanan namun system borong , jadi tidak tentu setiap harinya. Jika mengangkut barang banyak bayarannya ya lumayan. Namun jika oder sepi penghasilan ya turun “, aku Nur Sahid pada kabarseputarmuria.com.

20150121_120245 20150121_120435

Nur Sahid mengatakan sebenarnya kerjanya sehari-hari adalah tukang becak di pasar Bugel . Namun suatu hari ada tawaran dari sales untuk membantu mengirim barang ke kios-kios langganan. Ketika itu ia coba satu dua hari untuk menjajal kemampuan. Setelah nyaman iapun menerima tawaran itu seterusnya.

“ Jadi ketika pagi hari saya tetap mbecak seperti biasanya , sekitar jam delapan mobil menjemput saya . Becakpun saya tinggal di sekitar pasar nanti sore diambil untuk dibawa pulang “, tutur Abdul Hamid.

Bekerja bermodal tenaga menurut Nur Sahid harus selalu siap sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Selain itu kesehatan harus selalu dijaga agar tidak mengganggu pekerjaan. Sebenarnya pekerjaannya tidak berat . Namun kadang kala harus meninggalkan kewajiban Karena dikejar waktu kirim.

“ Pernah saya ikut sales yang barangnya cukup laris , sehingga sehari full orderan hasilnya cukup lumayan. Namun karena meninggalkan kewajiban akhirnya saya pindah ke sales lain yang tidak terlalu banyak orderan “, aku Nur Sahid.

Sehari jika orderan angkut banyak ia bisa membawa pulang Rp 50 ribu – 75 ribu seharinya. Namun jika sepi ia masih membawa uang Rp 20 ribu. Penghasilannya itu masih ditambah lagi dari hasilnya mengayuh becak mengantarkan orang yang berangkat ke pasar atau pulang.

Berapapun hasilnya setiap hari Nur Sahid tetap menjalani pekerjaan sebagai tukang becak dan kuli angkut barang. Ia menjalani pekerjaan itu dengan ihlas dan senang hati. Menurutnya meski hasilnya tidak seberap namun bisa mencukupi kebutuhan harian dengan hidupn sederhana.

“ Namanya pekerjaan ya ada susah dan senangnya, namun itu semua jalani dengan senang hati. Cari pekerjaan lain ya tidak mempunyai ketrampilan. Alhamdulillah setiap hari bisa berangkat dan dapat uang “, katanya menutup sua. (Muin)