Kudus – MM. Boernomo saat ini masih eksis dalam dunia kepenulisan di kota Kudus. Karyanya yang berupa puisi berjumlah ribuan baik yang sudah terpublikasi di berbagai media atauapun masih tersimpan rapi di arsip karya sastranya. Dia mempunyai keinginan untuk memajukan dunia sastra dan Kepenulisan di kota Kudus . Berbagai cara telah dilakukan , namun sejumlah kendala menghadang diantaranya dana . Di bawah ini hasil wawancara KMS lewat FB  tentang kondisi kepenulisan dan sastra di Kudus saat ini.

KMS : Menurut abang dunia sastra di Kudus setelah era digital ini masih eksis atau turun bang ?

MM : Masih tetap eksis, dan sekarang keluarga penulis k

Kudus malah mau menggelar panggung sastra rutin untuk media ekspresi bagi generasi muda.

KMS : Lalu untuk acara ladang sastra masih jalan bang yang dulu  komandani bung Yudi MS

MM : Ladang sastra sudah hilang sejak studio radionya pindah tangan kepemilikan.

KMS : Lalu acaranya hilang atau masih diadakan semisal pertemuan rutin mas ?

MM : Pertemuan rutin juga tidak ada karena kawan-kawan sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Tapi mulai tahun depan kalau ada sponsor akan ada panggung sastra dan penerbitan buku sastra yang direncanakan bisa rutin oleh Keluarga Penulis Kudus.

KMS : Oh ya bagus mas . Lalu sekarang KPK sendiri Ketuanya siapa ya bang. anggotanya sekitar berapa orang

MM : Setelah vakum beberapa tahun, bulan depan KPK mau menggelar kongres untuk memilih pengurus baru. Anggota KPK sekarang akan terus bertambah karena sedang membuka pendaftaran anggota baru yang tampaknya mendapat respons positif dari kalangan mahasiswa dan pelajar di Kudus.Selain itu, kalangan guru juga banyak yang berminat jadi anggota KPK ?

KMS : Terus sebagai penulis dan sastarawan Kudus apa harapan mas terhadap kemajuan sastra di kota kretek ini mas ?

MM : Harapan saya, sastra bisa menjadi media silaturahim untuk mengakrabkan antarwarga secara egaliter, misalnya pengusaha dan buruh bersedia menikmati sastra secara bersama-sama, begitu juga kalangan pejabat dan rakyat bisa bertemu dalam acara sastra, agar hidup tidak makin terkesan tersekat-sekat oleh status sosial-ekonomi-politik yang makin sumpek.

KMS : Terus usul anda kepada Pemkab Kudus apa , sudahkan pemkab mengalokasikan dana yang cukup untuk kenajuan sastra dan kepenulisan di Kudus ?

MM : Sejauh ini pemkab tidak mengalokasikan dana untuk kemajuan sastra, padahal sudah jelas sastrawan menulis di media massa itu bisa dianggap mengharumkan nama daerah. Karena itu seharusnya pemkab mengalokasikan dana untuk kemajuan sastra tanpa menunggu sastrawan meminta-minta dengan proposal segala. Kalau dana untuk menerbitkan buku kumpulan puisi, cerpen, esai, atau novel tentu tidak akan memberatkan pemda. Dan gara-gara tidak ada alokasi dana untuk kemajuan sastra, sampai sekarang ribuan karyaku belum jadi buku karena aku tak mau meminta-minta.

KMS : Apakah ada potensi sastawan atau penulis baru di Kudus setelah era Sunardi KS, Yudhi Ms. Nor Rochadi dan njenengan dan mas Jumari bisa dijelaskan mas ?

MM : Potensi regenerasi sudah terlihat ada, misalnya di UMK dan STAIN sering digelar acara baca puisi oleh mahasiswa-mahasiswa yang berkolaborasi dengan teater dan musik. Di sejumlah media juga kadangkala muncul nama penulis dari Kudus yang muda-muda.

Foto : Soeara Moeria

HAJI ATAU UMROH NYAMAN DAN LANCAR  BERSAMA KBIH  ” AL-FIRDAUS ” JEPARA Hubungi 085 290 375 959 

TOKO BUKU DAN KITAB ONLINE

BUKU PRIMBON LENGKAP

TOKO BUKU DAN KITAB SUPER LENGKAP

ALAT TAMBAL BAN ELECTRIC

ALAT TAMBAL BAN BAKAR SUPER CEPAT

MENCUCI TANPA SABUN  SUPER HEMAT 

MAINAN MURAH SERBA 1000 RUPIAH