Peta Jaman dahulu menggambarkan Sungai Serang Lama sekarang SWD 2 bermuara di desa Babalan Demak

Demak – Desa Babalan kecamatan Wedung kabupaten Demak mempunyai sejarah terkait Sungai Serang yang kini disebut sungai SWD 2 . Sungai serang lama merupakan sungai besar yang dahulu menyambung dengan sungai Gelis di Kudus.

Di desa Babalan inilah Sungai Serang lama bermuara dan peninggalannya kini masih ada. Dahulu sebelum padat penduduk di tepi sungai Serang ini ada besi besar untuk tambatan perahu atau kapal . Kampung tempat tambatan perahu itu sampai sekarang disebut kampung boom.

Bahkan dalam cerita babad kethoprak bahwa Sampo Kong pengelana dari China bisa sampai ke gunung muria dengan kapal penuh dengan tanaman obat. Di duga kapal tersebut masuk melalui deasa Babalan menyusuri sungai Serang hingga kota Kudus dan naik ke gunung Muria.

Bukti dari desa Babaan dahulu muara Kali Serang Lama juga bisa dilihat dari peta lama. Sungai Serang lama  itu  berbelok ke Selatan dan habis di desa Babalan kecamatan Wedung. Sungai Serang inilah yang sejak dulu hingga kini  menjadi batas antara kabupaten Demak dan kabupataen Jepara,

Area petambakan yang berada disebalah Barat sungai Serang lama meskipun sudah dimiliki oleh warga Demak yaitu desa Babalan dan Kedungmutih  . Namun ketika membayar pajak Administrasinya masuk ke kabupaten Jepara , Meskipun saat ini tambak itu tinggal sebagian karena terdampak abrasi.

Dari cerita orang orang dahulu Sungai Serang itu kemudian di luruskan langsung ke Barat tembus dengan laut jawa. Penjebolan itu entah tahun berapa masih jaman colonial atau sudah merdeka. Adapun penjebolan itu agar arus sungai lancar untuk mencegah banjir di daerah hulu.

Adapun sungai Serang lama yang belok ke desa Babalan saat ini masih ada . Namun  makin lama sungai itu makin menyempit dan tersisa seperti saluran air kecil. Sungai itu dijinkan warga untuk dimanfaatkan sebagai tambak garam dan tambak ikan.

Itulah sekelumit kisah darin sungai Serang lama yang dahulu pernah menjadi jalur pelayaran diperkirakan sampai di Kudus. Sedangkan Jaman awal kemerdekaan sungai ini masih dimanfaatkan untuk transportasi laut  dengan pemberhentian kapal atau perahu di desa Tedunan.

Terkait desa Tedunan ini ada cerita yang cukup menarik yang kita sajikan untuk pembaca. Desa Tedunan ini juga merupakan desa bersejarah di jaman dahulu . Bahkan menjadi salah satu tempat terkait dengan penyebaran agama Islam . (Pak Muin)