Jepara – Ada kata-kata bijak lama yang terus mengiang di telinga Zarkoni.  Bekerja apa sajalah asal halal hasilnya akan berkah untuk keluarga. Itulah yang mendorong warga desa Pelang kecamatan Mayong ini terus bekerja sebagai tukang jahit sepatu dan servis payung keliling.  Jika dihitung ia bekerja keliling kampung sudah lebih dua puluh lima tahun.

“ Ya hampir semua daerah Demak dan Jepara saya jelajahi . Mulai Kedung , Kota sampai dengan daerah Bangsri. Begitu juga Demak saya sudah sampai daerah Bonang dan Sayung “, kata Zarkoni (50) mengawali perbincangannya dengan kabarseputarmuria.

Menurut Zarkoni ketrampilan yang ia kuasai adalah jahit sepatu sandal dan servis paying. Ketrampilan itu ia dapatkan ketika belajar dengan tetangganya yang banyak membuka jasa ini. Sejak kecil ia ditinggal mati kedua orang tuanya. Sehingga pendidikan tertingginya hanya SD itupun tak tamat.

“ Sejak kecil saya yatim karena ditinggal ayah saya. Sekolah tidak ada yang ngurusi sayapun ikut orang berganti-ganti. Ketrampilan jasa jahit sepatu dan servis payung inilah yang saya kuasai . Jadi inilah yang menopang hidup keluarga “, kata Zarkoni yang mengaku berputra dua .

Namun untungya ia mempunyai istri yang cukup produktif di rumah ia membuka took kelontong kecil-kecilan. Toko itulah yang membantu kebutuhan hariannya selain upah dari jahit sepatu dan servis payung. Dulu ketika belum banyak yang keliling kampung . Penghasilannya sehari cukup lumayan , namun seiring dengan makin bertambahnya pesaing. Penghasilanpun makin berkurang bahkan kadang nombok.

“ Dulu ya cukup lumayan sehari bisa dapat Rp 50 ribu – 75 ribu sekali jalan. Tetapi kini usaha saya ini boleh dibilang ya pas-pasan. Sehari berkeliling kadang hanya bisa untuk beli bensin dan makan. Ya gimana lagi “, tutur Zarkoni .

Zarkoni  mengaku dalam hatinya ia ingin alih pekerjaan. Namun ia mengaku tidak punya ketrampilan apa-apa. Di jaman mudanya ia pernah merantau ke Sumatera namun hanya kuat sebulan. Pekerjaan di proyek cukup berat sehingga tenaganya tidak mampu menjalaninya. Akhirnya ia pulang kampung.

“ Ya beginilah yang saya bisa . Saya tak malu untuk terus kerja seperti ini. Mudah-mudahan ada berkahnya untuk keluarga saya.  Terus terang anak saya dua tidak ada yang nuruni pekerjaan saya ini “, kata Zarkoni menutup sua. (Muin)