Demak – Talud permanen yang terbuat dari pasangan batu belah pasir dan semen di sungai SWD 1 desa Kedungmutih kecamatan Wedung saat ini kondisinya rusak . Selain retak retak dibeberapa tempat. Juga dibeberapa titik ambrol . Sehingga jika pasang laur air dari sungai masuk dan membanjiri tambak. Hal ini cukup mengganggu dan membuat resah petambak.

Busri (49) petambak dari desa Kedungmutih mengatakan rusaknya talud sungai itu sudah satu bulanan. Ambrolnya talud itu bukan karena luapan air atau gerusan air namun semata pengerjaan yang asal-asalan. Selain tanahnya belum padat juga bahan bangunan terutama semen kurang banyak. Sehingga setelah ditinggalkan pemborongbeberapa bagian mulai retak.

“ Pembangunannya sama dengan yang sebelah Barat berselang dua atau tiga bulan. Talud sebelah Barat masih bagus dan kokoh ,namun yang bagian timur banyak yang rusak.Mohon adanya pemeriksaan dan BBWS atau yang berwenang agar hal ini tidak merugikan petani tambak “, kata Busri .

Busri menambahkan rusaknya talud sungai SWD 1 sebelah Timur jembatan jika ditangani atau diperbaiki dengan cepat berimbas kerugian petambak garam dan Ikan. Jika ada air pasang atau air kiriman dari Timur langsung memasuki tambak di sekitar sungai. Akibatnya ikan ikan yang ada di dalam tambak petani akan hilang karena luapan air. Selain itu jika hal it uterus tidak ada perbaikan maka petambak sulit membuat garam .

Hal sama juga dikatan Solekan petambak garam yang lahannya tidak jauh dari jebolnya talut itu. Ia resah dengan rusaknya talud karena sewaktu waktu air banjir memasuki tambak dengan cepat. Selain ada piaran udang dan Bandeng garam di Gudang akan rawan kebanjiran. Oleh karena itu ia berharap talud itu segera diperbaiki. Jika tidak ratusan petambak akan mengalami kerugian karena dipastikan air sungai akan masuk ke tambak dengan cepat.

“ Kami sebagai petambak di dekat sungai SWD 1 berharap pemerintah segera memperbaiki tanggul yang rusak agar tambak kami aman dari air pasang dan banjir . Saya takut jika tanggul jebol lebih besar gudang garam saya akan kebanjiran “, papar Solekan. (Muin)