Jepara – Salah satu kendala produksi garam rakyat adalah masih turunnya hujan . Sehingga waktu panen garam yang diharapkan belum datang dan terus mundur. Hujan masih mengguyur di sentra produksi garam di Jepara.

Dengan masih turunnya hujan membuat harga garam kembali naik. Seiring dengan permintaan garam luar kota yang semakin banyak. Hal ini membuat petambak garam yang masih mempunyai simpanan garam menahan garamnya tidak dijual.

“ Saya masih ada garam sekitar 100 ton kalau masih hujan begini ya  tahan dulu tunggu harga garam terus naik. Nah nanti kalau sudah panas dan tak ada hujan baru garam kita lepas. Ya resiko bisa naik bisa turun kembali “. kata Nurahmad petambak garam yang menggarap lahan di desa Kedungmalang Jepara Senin 30/6/2025

Harga garam menurut Nurahmad Rp 150 ribu perkwintal sebelum hujan kembali mengguyur. Sebelumnya menyentuh di angka Rp 170 ribu perwintal. Namun beberapa hari ada panas dan petambak mulai menggelar gemembrane harga turun .

“ Nah ini kembali hujan kecil kecil masih ada mendung kemungkinan harga bisa naik lagi. Ya kalau saya sih tiap tahun pasti ada simpanan garam walau sedikit . Hitung hitung untuk simpanan . Namun ya spekulasi kalau tidak naik ya turun harganya ketika dijual “, tambah Nurahmad.

Hal sama dikatakan Suhadak (60) petambak garam yang menggarap lahan di desa Kalianyar. Ia setiap tahun juga selalu menyimpan garam. Tidak pernah garam satu musim dijual semua namun berapun masih ditinggal di gudang sebagai simpanan.

Selama memproduksi garanm curah puluhan tahun menyimpan garam banyak untungnya daripada ruginya. Harga garam yang tidak tentu tergantung stok membut ia selalu menhyimpan garam. Ia membuat gudang untuk menyimpan garam di dekat tambak garamnya.

“ Pernah harga garam menyentuh di angka Rp 300 perkwintal sehingga petambak untung besar ketika itu . Namun  ya yang merasakan hanya beberapa petambak saja. Rata rata mereka sudah menjual garammnya ketika panen raya atau ketika harga belum naik tinggi “, kata Suhadak.

Untuk mengatasi harga garam yang tidak menentu itu Suhadak menyarankan petambak garam membuat gudang di lahan lahan garam. Memang membuat garam butuh modal yang lumayan besar. Namun manfaat gudang garam sangat besar ketika harga garam jatuh atau terpuruk.

“ Jadi agar petambak merasakan keuntungan yang lumayan besar satu satunya jalan ketika harga garam jatuh ya masuk gudang. Jadi kalau bisa pemerintah membuat gudang yang besar untuk menampung garam petambak disini kalau harga jatuh”, pinta Suhadak. (Pak Muin )