Desamerdeka – Kendal : Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kendal bergegas menyalurkan bantuan ke daerah yang mengalami bencana kekeringan.

Meski demikian, pemberian bantuan berupa air bersih ini terkesan tidak dipersiapkan sematang mungkin. Pemerintah Desa Pandes Kecamatan Cepiring terpaksa menampik bantuan berupa satu tangki air bersih lantaran warga desa tersebut tengah sibuk bekerja.

Seorang perangkat desa Pandes mengaku mendapatkan telepon dari pihak BPBD tepat pada hari diberikannya bantuan tersebut, yakni Kamis (25/9). Menurutnya, seharusnya pihak desa diberitahu sehari sebelumnya sehingga kabar tersebut bisa disampaikan kepada warga.

“Kalau mendadak begini siapa yang mau menerimanya, warga sebagian besar pergi ke ladang, baru pulang di sore hari nanti. Coba kalau kami diberitahu sehari sebelumnya, pasti kami kabarkan lewat speaker musala,” ujar perangkat desa tersebut.

Bantuan tersebut akhirnya dialihkan ke daerah lain, yaitu Dukuh Prongkol Desa Pekuncen Kecamatan Pegandon. Di desa tersebut, warga mengaku terpaksa menunggu mata air muncul di dalam sumur untuk minum. Sementara air untuk mandi dan mencuci mereka dapatkan dari bantuan semacam ini.

“Di sini kekeringan sejak Agustus kemarin, kalau ada sisa-sisa di sumur, ya kami maksimalkan meski pun cuma satu ember,” ungkap Jumai (37).

Kasi Kedaruratan dan Kesiapsiagaan BPBD, Slamet mengatakan, di Kendal ada 14 desa di enam kecamatan yang mengalami kekeringan pada kemarau ini. Enam kecamatan tersebut antara lain, Gemuh sebanyak satu desa, Patebon tiga desa, Pegandon satu desa, Cepiring tiga desa serta Brangsong satu desa. Khusus Kecamatan Pegandon, menurut Slamet, kekeringan terjadi menyeluruh di satu desa.

“Prediksi kami kekeringan ini akan berlangsung sampai akhir November, oleh karena itu kami akan memantau terus daerah mana saja yang mengalami kekeringan. Kami imbau warga agar turut membantu kami, jika ada yang mengalami kekeringan dan membutuhkan air, segera hubungi kami,” kata Slamet. (*)

Sumber : tribunjateng.com