Jepara – Meski Sudah mulai turun hujan beberapa kali namun harga garam di Jepara belum ada kenaikan yang signifikan. Dibandingkan dengan harga garam tahun 2023 yang lalu tahun ini mengalami penurunan. Tahun 2023 yang lalu harga garam menyentuh di Rp 2.000 perkilogram . Namun saat ini harga garam malah cenderung turun perkilonya paling tinggi Rp 1.000.
Hal itu dikatakan Suhadak petambak garam dari desa Kedungmalang kecamatan Kedung pada kabarseputarmuria Senin 28/10/2024. Harga garam tahun 2024 ini cenderung turun dibandingkan dengan tahun 2023. Padahal hasil garam tahun 2024 ini lebih banyak dibandingkan dengan hasil tahun 2023.
“ Selain harga yang rendah , produksi garam tahun ini juga tidak sebanyak tahun lalu. Sama sama menggarap lahan 2 hektar . Tahun 2023 kemarin saya total produksi garam ada 250 ton. Namun tahun 2024 ini meski saat ini bisa dikatakan mau selesai baru dapat garam sekitar 150 ton “, papar Suhadak.
Dengan hasil garam tersebut dan harga garam terkini perkilonya rata rata Rp 1.000 perkilo jika dihitung memang masih ada keuntungan. Namun keuntungan itu tidak begitu banyak jika dibandingkan dengan tahun kemarin. Saat ini biaya operasional garam cukup banyak setelah adanya penggunaan geomembrane,
“ Pengeluaran terbanyak itu untuk pembelian geomembrane , jika kita beli baru semuanya untuk pembelian geomembrane bisa mencapai 40-50 jutaan untuk lahan sekitar 2 hektar. Jika harga garam perkilonya Rp 1.000 setara dengan garam 50 Ton. Selain itu biaya tenaga kerja juga terus mengalami kenaikan “, tambah Suhadak.
Agar petambak garam mendapatkan keuntungan yang setara harga garam setidaknya Rp 1.500 perkilonya. Dengan harga tersebut petambak mendapatkan keuntungan yang lumayan untuk meningatkan kesejahteraan atau kehidupan sehari hari. Jika harga garam dibawah Rp 500 perkilogramnya petambak akan mengalami kerugian.
“ Nah jika harga garam di pasaran perkilogramnya Rp 500 maka lebih baik garam itu disimpan di dalam gudang . Siapa tahu waktu mendatang harga garam naik. Menurut pengalaman saya harga garam pasti ada kenaikan yang berlipat dalam jangka waktu tertentu “,ungkap Suhadak.
Oleh karena itu setiap tahun produksi Suhadak memastikan bahwa ada garam yang disimpan ketika harga mulai jatuh. Garam garam tersebut disimpan di dalam gudang yang berada di area tambak atau pinggir jalan raya. Garam tersebut dijual jika harga ada kenaikan dan setara dengan biaya produksi garam. (Pak Muin)