Demak – Tiga hari yang lalu area pertambakan garam di Demak diguyur hujan yang cukup deras . Garam garam yang masih ada di lahan tersapu air hujan dan kembali jadi air. Selain itu air hujan juga memenuhi petakan petakan yang dibuat garam.Namun petambakmasih bersemangat memproduksi garam

Minggu sore  29/9/2024 kabarseputarmuria melihat dari dekat area pertambakan garam di desa Tedunan kecamatan Wedung. Tampak beberapa petani masih melakukan kegiatan di lahan garam. Ada yang yang menguras atau mengeluarkan airdari petakan. Ada pula yang memasukkan air tua kedalam petakan kristalisasi garam.

Abdul Salam ( 56 ) petambak garam asal desa Kendalasem yang menggarap lahan garam di desa Tedunan mengatakan, saat ini semua lahan garam di desa Demak termasuk desa Tedunan usai panen karena terendam air hujan. Namun petambak garam masih menunggu panas kembali agar lahan bisa di panen lagi. Oleh karena itu kondisi lahan garam masih cukup ramai dari pagi hingga sore hari

“ Meski ada hujan tapi kita masih tunggu siapa tahu panas lagi . Saat ini baru bulan Oktober biasanya masih ada peluang untuk panen lagi. Kalau hujan di bulan Nopember atau Desember ya kita tak adaharapan lagi untuk panen “ , kata Abdul Salam yang dua tahun ini menyewa lahan garam di desa Tedunan.

Menurut Abdul Salam jika tidak ada hujan  seminggu ke depan dipastikan lahannya akan bisa menghasilkan garam lagi. Namun hasilnya memang tak sebanyak ketika sebelum hujan dulu . Tetapi jika kembali tak ada hujan satu bulan hasilnya akan sama dengan ketika panen raya kemarin.

“ Kalau awal awal seperti ini paling banyak ya sekitar 5-7 zak garam yang bisa di panen. Namun nanti jika panas sebulan satu petak ini satu kali panen bisa menghasilkan 30 -35 zak setara garam seberat 15 ton. Jadi masih kita tunggu geomembrane belum kita gulung “, tambah Abdul Salam yang menyewa lahan garam selama 25 tahun.

Terkait harga garam di tahun 2024 ini menurutnya cenderung stabil malah ada kenaikan. Ketika awal panen sekitar 45 ribu perzaknya . Panen raya ada penurunan sedikit yaitu 40 ribu rupiah sedangkan setelah hujan ini naik kembali 45 ribu – 50 perzak untuk kualitas 1 (KW 1). Sedangkan KW 2 atau Umum perzaknya Rp 40 ribu rupiah.

“ Kalau garam yang saya hasilkan ini KW 1 . Adapun hasil tahun 2024 yang saya jual sudah mendapatkan uang lebih Rp 35 juta rupiah . Selain itu ada yang saya simpan di gudang sekitar 20 ton . Mudah mudahan masih ada panas lagi sehingga ada tambahan garam lagi yang disimpan.

“ Untuk hasil garam tahun 2024 yang lalu lumayan sekali . Selain harga garam bagus atau tinggi juga hasilnya cukup banyak karena cuaca panasnya lama. Jual garam sisa atau simpanan saja laku Rp 80 juta rupiah belum yang dijual “, aku Abdul Salam.

Meski tidak mempunyai lahan sendiri namun setiap tahun Abdul Salam menggarap lahan garam dengan cara sewa . Dengan menggarap lahan sewa tersebut Abdul Salam bisa menghidupi keluarga dengan layak. Meski harus berpindah pindah lahan garapan namun hal tersebut tidak menjadi halangan untuk memproduksi garam dengan kualitas bagus.

( Pak Muin )