Kades Mutih Kulon Tahsilul Maal di sawah Bengkok yang hampir panen

Demak – Desa Mutih Kulon kecamatan Wedung merupakan salah satu desa pertanian karena lahan sawahnya cukup luas. Selain itu juga warganya yang terjun menggarap swahnya juga masih banyak. Selain itu ada juga petani penyewa lahan atau juga menggarap system bagi hasil.

Salah satu penggarap sawah adalah Tahsilul Maal Kepala Desa Mutih Kulon. Sejak jadi Kepala Desa ia terjun langsung sebagai penggarap sawah. Ia menggarap sawah bengkok atau gajinya yang ia terima . Namun karena luasnya tanah bengkok tersebut ia hanya menggarap sebagian saja . Lainnya disewakan kepada orang lain.

“ Kalau digarap semua selain butuh modal yang besar juga perlu waktu yang banyak. Sehingga saya hanya menggarap sebagian saja ya sekitar 10 persen lebih sedikit. Selain lokasinya dekat perkampungan juga waktu yang tersita tidak banyak “, kataTahsilul Maal pada kabarseputarmuria belum lama ini.

Sebelum menjadi kepala desa Tahsilul Maal adalah perantau di Surabaya. Sehingga ia tidak pernah menggarap sawah secara langsung. Namun semenjak menjadi Kepala Desa mau tidak mau ia harus mencoba sebagai petani. Selain sebagai pengalaman baru iapun bisa merasakan bagaimana perjuangan seorang pertain.

“ Ya awalnya ya ingin semua di sewakan , namun kita mencoba bagaimana sih menjadi petani itu. Hitung hitung sebagai pengalaman. Selain itu tahu apa yang diharapkan para petani di des aini agar hidupnya bisa sejahtera “, tambah Tahsilul Maal.

Terkait usaha pertanian khususnya tanam padi setelah beberapa kali panen. Ia mengatakan dari segi bisnis masuk dan bisa mengembalikan modal serta bisa mendapatkan keuntungan. Namun tenaga yang harus dikeluarkan dan modal juga lumayan banyak . Jika tidak punya lahan butuh biaya sewa, biutuh biaya operasional selain itu juga butuh perawatan yang intensif.

“ Hasil panen MT 1 lumayan bagus , jika dihitung ada keuntungan yang lumayan. Namun untuk MT 2 ini terkendala air yang kurang . Mudah mudahan ada gelontoran air sehingga hasil panen kembali bagus. Kalau terpaksa kekeringn ya masih lumayan karena padi sudah “mabul” . Umpamanya rugi ya tidak terlalu banyak “, kata Maal lagi.

Terkait pupuk subsidi Maal mengatakan untuk MT 2 ini ada kelebihan stok pupuk yang masih bisa di tebus. Ia berharap petani di desanya bisa menebus pupuk subsidi . Sehingga pupuk tersebut stoknya tidak dihapus atau hilang karena tidak ditebus.

“ Kalau pupuk subsidi tahun ini stok terkendali , hanya masalah air yang saat ini kurang. Selain karena tanamnya terlambat juga hujan tidak turun. Salah satunya ya mengharapkan gelontoran aitr dari Waduk Kedungombo “, kata Maal .( Pak Muin)