Jepara – Salah satu kendala yang mengganggu produksi  garam rakyat di Jepara adalah dangkalnya sejumlah saluran air atau sungai . Ketika kondisi air laut sedang surut  jalannya  air agak terganggu karena sungai yang dangkal. Sehingga sirkulasi bahan baku garam yang menuju ke lahan tidak bisa maksimal.

“ Salah satu bahan baku garam adalah air laut . Kita lihat hampir 70 persen saluran air di area pergaraman Jepara ini kondisinya dangkal. Sehingga ketika air laut surut petambak kesulitan mendapatkan air . Jadi meskipun sinar matahari panasnya bagus kalau air kurang ya produktifitas tidak maksimal “, kata Sukahar salah satu petambak garam Jepara Kamis 29/8/2024.

Selain itu jika musim penghujan tiba kondisi sungai dan saluran air yang dangkal . Mengakibatkan air hujan meluap ke jalan dan perumahan warga. Tidak itu saja ketika rob pasang tinggi air laut menggenangi area tambak dan masuk ke pemukiman warga.

Sukahar Petambak Garam Jepara Warga desa Panggung

“ Kalau boleh usul ya sebagai petambak garam di sini saya usulkan pada pemerintah ada normalisasi sungai dan saluran di tambak. Jika ini dibiarkan terus kayak begini tidak ada pengerukan lama lama sungai ini tingginya sama dengan jalan “, tambah Sukahar warga desa Panggung yang menggarap lahan di desa TanggulTlare.

Dangkalnya sungai dan saluran tambak di Jepara ini mulai dari desa Kedungmalang hingga desa Tanggultlare kecamatan Kedung. Meskipun beberapa waktu yang lalu ada pengerukan sungai dan saluran . Namun karena intensitasnya tidak begitu sering akhirnya sungai dan saluran itu kembali dangkal lagi.

Oleh karena itu agar produksi garam lancar dan juga kondisi tambak dan pemukiman warga aman ketika musim penghujan tiba. Ia berharap adanya normalisasi sungai dan saluran tambak secara bersama sama mulai dari Utara sampai Selatan atau sebaliknya. Agar kondisi sungai kembali normal kembali .

“ Dengan saluran air dan sungai yang dalam maka debit air yang masuk tambak bertambah lancar. Selain itu tidak hany untuk produksi garam saja . Namun bisa untuk kegiatan budidaya udang dan ikan seperti dahulu ketika musim hujan atau tidak membuat garam “, kata Sukahar menutup sua. ( Pak Muin)