Demak – Terkait pernyataan  Kiai Syarif Rahmat yang menyatakan  makam Syeh Jumadil Kubro Semarang palsu  di Podcast Bisikan Rhoma . Supriyo Sakip salah satu pemerhati sejarah menyatakan pernyataan itu tidak benar . Selain itu ia menyatakan makam Jumadil Kubro di Semarang tidak ada kaitannya dengan Ba’alawi atau  dibangunnya makam tersebut atas petunjuk Habib Lutfi, itu tidak benar. Habib Lutfi tidak ada kaitan sama sekali dengan  makam Syeh Jumadil Kubro Semarang.

“ Saya pemerhati Sejarah Demak, umur saya sekarang 60 tahun. Saya yg menemukan dan menuliskan silsilah Syeh Jumadil Kubro Semarang, pada tgl 28 September 2006 silam, silsilah Punjer Walisongo, Syeh Jumadil Kubro Semarang ini, lengkap, seutuhya saya runut dari Kitab Poestoko Darah Agoeng, tulisan R. Darmowasito (keturunan Sunan Kalijaga). Saya memperhatikan makam Syeh Jumadil Kubro Semarang ini, mempelajari berbagai informasi tentang  keberadaan makam tersebut sudah sejak lama (18 tahun) “, tulis Supriyo sakip di akun FBnya Ki Temu Rose .

Selanjunya  ia  meyakini justru  makam Syeh Jumadil Kubro tersebut yang asli dan  leluhur Walisongo yang  silsilahnya masih asli terjaga dari orak-arik dan otak-atik klan tertentu.  Silsilahnya lengkap dan urut, tertulis di kitab Poestoko Darah Agoeng, (R. Darmowasito, 1937), sangat jauh berbeda dengan  silsilah Syeh Jumadil Kubro yang sudah diganti namanya dengan nama lain (Jamaludin Husein).Silsilah ke atasnya disambung-sambungkan dengan klan Ba’alawi.

Ini sangat berbeda dengan yang tertulis dalam Poestoko Darah Agoeng. Yang kedua, keberadaan makam Syeh Jumadil Kubro Semarang, itu sejak dulu ada di situ, entah sejak kapan tak ada yang  tahu secara pasti. Diziarahi para guru/ kiai sepuh. Seperti Syeh Hambali bin Abu Sujak, Lasem, berziarah ke situ, kalo ada tamu urusan besar/ darurat, tidak jarang Syeh Hambali menyuruh tamu tersebut berziarah di makam Syeh Jumadil Kubro Semarang.

“ Guru saya lainnya, Kiai Khafid Kasri, Demak, juga berziarah ke makam Syeh Jumadil Kubro Semarang. Guru saya di Gresik, Sayyid Abdullah Ahmad Muhammad Muiz, secara jelas beliau mengatakan langsung kepada saya, saat saya membawa silsilah Syeh Jumadil Kubro Semarang minta pendapat beliau, beliau berkata bahwa yang di Semarang itu kubur leluhur Walisongo”, tambah Supriyo yang tinggal di Kauman Demak,

Banyak orang-orang saleh berhati bersih dan awas berziarah di makam Syeh Jumadil Kubro Semarang, dengan keyakinan bahwa makam Syeh Jumadil Kubro yg di Semarang lah yang  asli kubur beliau karena Semarang dekat Demak, dan saat jaman kerajaan Demak, Semarang adalah wilayah Demak.

Supriyo  menambahkan selama bertahun tahun ia mempelajari dan memperhatikan sejarah Demak  dasar rasionalitas Romantisme Sejarah Peradaban Demak yang ia dapatkan:

  1. Akhir Majapahit, Kerajaan Demak berdiri. Banyak tokoh Walisongo, termasuk Syeh Jumadil Kubro bergerak mendekat ke Demak. Syeh Jumadil Kubro pada usia sepuhnya tinggal di Semarang, berdakwah di daerah hutan Bergota dan hutan Kaliwungu, Semarang, dekat Demak.
  2. Syeh Jumadil Kubro Semarang wafat tahun 1465 M, dan digantikan kedudukannya dalam Walisongo oleh R. Patah (Walisongo periode 4). Ini menunjukkan kedekatan Syeh Jumadil Kubro, Punjer Walisongo, dengan Demak. Maka tidak mustahil kalau setelah beliau wafat tahun 1465 M, beliau dimakamkan di Semarang (lokasi makam yg ada sampai sekarang), karena saat itu Semarang termasuk wilayah Demak.

” Ini rasionalitas yang saya jadikan dasar keyakinan saya bahwa makam Syeh Jumadil Kubro di Semarang itu asli, bukan palsu. Kiai Syarif Rahmat yang saya hormati, boleh jadi, Syeh Jumadil Kubro Semarang adalah leluhur pak Kiai Syarif Rahmat sendiri, yaitu melalui Sunan Ampel (kalau saya tidak salah memaknai tanda). Bisa jadi. Mosok sih leluhurnya sendiri yg asli diusik-usik?

Bisa terjadi, nanti pada saatnya, pada masanya, makam Syeh Jumadil Kubro dengan nama lain (Jamaludin Husain) yang ada di tempat lain, dengan silsilah dari versi klan lain, yg disebut-sebut sebagai yang asli dan dijunjung tinggi, justru yg tidak asli? Jadi mohon Kiai sebagai tokoh besar, jangan mengecilkan diri, dengan mengatakan bahwa keberadaan makam Syeh Jumadil Kubro di Semarang itu palsu dan sebatas urusan “Kotak Amal”. Tulisnya dalam Statusnya DISINI