Jepara – Ada yang menarik perhatian pada peringatan milad Muhammadiyah ke 106 di Jepara. Sebab Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jepara menyelenggarakan pentas wayang santri yang digelar pada hari Sabtu 17 November 2018 lalu di masjid Al Taqwa Jepara.
Wayang santri ini menampilkan Ki Dalang H. Achmadi, SP.d, Ketua Pengurus Cabang Muhammadiyah Kec. Kembang dengan lakon Brandal Lokajoyo. Lakon ini mengisahkan perjalanan Raden Mahmud Said, putra Bupati Tuban yang kelak menjadi salah satu Walisongo, yaitu Kanjeng Sunan Kalijaga.
Sebelum kisah Raden Said dimulai, Ki Achmadi membuka dengan fragmen cerita pewayangan pertempuran antara Raden Gatotkaca dan R. Ontorejo dalam lakon Sembodro Larung, sebuah karya besar kanjeng Sunan Kalijaga. Dalam cerita tersebut Gatotkaca dan Ontorejo tidak tahu kalau mereka sebenarnya saudara seayah yaitu anak Brotoseno, walaupun dari ibu yang berbeda. Peperangan baru berakhir setelah di damaikan oleh Batara Kresna. Akhirnya mereka saling minta maaf dan hidup rukun sebagai saudara.
Ilustrasi diatas di gunakan Ki Achmadi untuk penggambaran perjalanan sejarah dua ormas Islam besar, yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Pendiri dari Muhammadiyah adalah Kyai H. Ahmad Dahlan dan Nahdlatul ulama adalah KH Hasyim Asy’ari. Kedua ulama besar ini ternyata bila diurutkan nasabnya keatas akan ketemu pada satu keturunan, yaitu Maulana Ishak. Selain itu, ketika nyantri menuntut ilmu, mereka juga berguru pada guru yg sama, yaitu Kyai Sholeh Darat Semarang.
Karena keduanya sama-sama pandai mereka diminta oleh Kyai Sholeh Darat untuk meneruskan belajar ke Makkah, Arab Saudi kepada guru yg sama yaitu Syeh Muhammad Khotib Al Minang Kabawi dan guru-guru lain yang sama. Setelah selesai berguru, mereka pulang ke tanah air dan keduanya berjuang di daerah dan lingkungan nya masing-masing.
Pentas pagelaran wayang kontemporer ini adalah inovasi baru dari seorang seniman sekaligus da’i, KH Achmadi. Pagelaran tersebut cukup menarik perhatian penonton. Apalagi di dukung iringan musik kolaborasi antara karawitan dan musik modern.
Pimpinan produksi pegelaran, Didin Ardiansyah S.Sn berharap pentas Wayang Santri ini diharapkan dapat menjawab pentingnya dakwah kultural dewasa ini. “ Harapan kami, pegelaran ini dapat menjadi totonan dan sekaligus tuntunan hidup sebagaimana telah ditunjukkan oleh dua ulama besar, Kyai H. Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari. “ujar Didin Ardiansyah yang juga sekretaris bidang pemuda, olahraga dan seni budaya pengurus daerah Muhamadiyah Jepara. (*)