Demak – Bulan Agustus ini petambak garam di Demak sudah panen raya . Sehingga pemandangan harian di area tambak garam terlihat kristal putih terhampar. Selain itu terlihat petambak memasukkan garam ke dalam sak plastic selanjutnya dibawa ke tepi jalan atau masuk ke dalam gudang untuk disimpan.
Asrokhi (45) petambak garam asal desa Kedungkarang kecamatan Wedung mengatakan , sudah hampir dua bulan ini tambak yang disewanya mulai panen. Setiap hari kesibukan sehari hari adalah mengambil garam di lahan . Selain itu juga mengisi lahan dengan air agar kembali menjadi kristal garam.
Tahun 2024 ini membuat garam agak sulit dibandingkan dengan tahun yang lalu . Selain panas matahari yang kurang dan banyak mendung. Beberapa kali terjadi hujan yang mengakibatkan air kembali muda lagi. Untungnya setelah itu tidak ada hujan sehingga membuat lahan garam cepat panen.
“ Kalau tidak salah saya sudah panen garam dua bulan yang lalu , awal panen satyu petak ini hanya bisa menghasilkan garam 10 zak . Tetapi hari hari ini satu petak ini satu kali ambil bisa dapat 40 sak dengan berat 45-50 kg. Proses ambil lagi butuh waktu 4-5 hari sehingga satu bulan bisa diambil 4-7 kali “, kata Asrokhi Minggu 18/8/2024.
Asrokhi setiap tahun pasti menggarp lahan garam dengan system sewa . Sehingga tempatnya sering berpindah pindah tergantung dari tempat yang di sewa. Jika di hitung ia membuat garam dengan system sewa lahan lebih sepuluh tahun . Banyak suka daripada dukanya dalam memproduksi garam krosok ini.
“ Ya meski sewa tetap ada untungnya , selama puluhan tahun membuat garam banyak untungnya daripada ruginya. Paling ruginya ya ketika musim kemarau pendek sehingga hari hari banyak hujannya. Jadi sulit panennya mau jadi garam kehujanan jadinya ya gagal. Tapi ya tidak setiap tahun paling 10 tahun sekali atau dua kali “, tambahnya.
Terkait harga garam tahun 2024 ini memang tidak sebagus tahun 2023 kemarin. Tahun 2023 harga garam awal panen mencapai 150 ribu persak dan di akhir panen Rp 60 ribu persaknya. Namun pada tahun ini awal panen harga hanya Rp 60 ribu persak dan pada saat ini harga turun terus menjadi Rp 25 persaknya.
Melihat kondisi harga yang semakin turun itu hasil dari panen garam tidak semua di jual. Sebagian ada yang mulai dimasukkan ke dalam gudang untuk disimpan. Dengan adanya petambak memasukkan garam harga bisa di tekan tidak terus turun drastic. Jika hasil panen semua petambak dijual pengepul akan terus menurunkan harga beli.
“ Ya itulah salah satu problem yang dihadapi petambak garam . Jika mulai panen raya harga garam terus turun dengan cepat . Agar tidak terus turun maka harus dimasukkan ke dalam gudang . Nanti jika harga mulai naik kembali baru dijual “, tutup Asrokhi. (Pak Muin)