Mbah Bujono (73) warga Desa Berahan Kulon Di depan Bangunan Bale Romo Tiban
Demak – Desa Berahan Kulon kecamatan Demak mempunyai sejarah tersendiri dibandingkan dengan desa lainnya. Di desa ini ada satu peninggalan sejarah yang sampai saat ini masih dijaga dan dilestarikan. Peninggalan itu orang menyebutnya sebagai Balai Romo atau Bale Romo.
Bentuknya rumah rumahan berbahan kayu jati dan beratap genting atau sekarang orang menyebutnya sebagai pendopo. Bahan utamanya adalah kayu jati dengan tiang utama empat buah dan ada beberapa tiang pembantu kecil . Ukuran bangunan ini sekitar 8 x 10 meter tanpa dinding.
Keberadaan Bale Romo ini sudah ratusan tahun yang lalu dan asal muasal adanya bangunan ini merupakan tiban atau istilah jawanya tiba -tiba ana yang berarti tiba tiba ada. Warga tidak tahu yang membuat siapa namun bangunan itu tiba tiba ada di perkampungan desa Berahan Kulon.
“ Cerita dari oran orang tua dahulu Mbale Romo ini tiba tiba ada atau orang sini menyebutnya sebagai Tiban . Jadi saya tahunya hanya seperti ini dari orang orang dahulu . Kalau ditanya usianya ya ratusan tahun “, ujar mbah Bujono (73) warga desa Berahan Kulon pada kabarseputarmuria Minggu 21 Juli 2024.
Mbah Bujono menambahkan , kondisi Bale Romo di desa Berahan Kulon yang sekarang sudah mengalami renovasi beberapa kali terakhir sekitar dua tahun yang lalu. Lantai Bangunan dibuat lebih tinggi dengan dikeramik . Selain itu tiang tiangnya juga dilapis kayu yang baru . Kayu lama masih ada di dalam.
“ Kalau bentuknya tidak berubah sama sekali namun kayu kayu lama yang mulai lapuk di taruh di dalam kemudian yang luar diganti kayu baru yang lebih besar. Kalau tiang ini kita pukul akan bersuara karena kayu lama masi ada di dalam dilapisi kayu baru “, tambah Mbah Bujono.
Terkait bangunan Bale Romo ini Mbah Bujono menuturkan selain sebagai peninggalan sejarah juga dimanfaatkan warga untuk acara acara di desa. Kalau ada gelaran sedekah bumi dengan mementaskan wayang kulit maka pementasannya diadakan di Bale Romo ini. Selain itu juga digunakan untuk acara acara kemasyarakatan lainnya.
“ Kalau jaman dahulu Mbale Romo di disakralkan warga misalnya jika ada acara pengatenan. Maka penganten di bawa ke Bale Romo berjalan melingkari bangunan ini sebagai syarat. Begitu juga ketika ada pengantin sunat atau khitan juga dibawa ke sini berjalan mengelilingi bangunan ini. Namun saat ini kelihatannya sudah hilang tradisi ini “, ujar Mbah Bujono.
Adapun letak Bale Romo ini ada di sebelah Selatan Masjid Al Burhan . Kurang lebih 500 meter dan berada di pinggir jalan sehingga kitab isa langsung menuju ke Bale Romo ini dengan bersepeda atau naik motor. Jika kesulitan bisa buka map dan ketik Bale Romo ketika masuk ke desa Berahan Kulon . ( Pak Muin )