Demak – Namanya Tumirin warga dukuh Demangan Desa Mijen kecamatan Kaliwungu Kudus sudah lebih 20 tahun berjualan tahu di pasar Baru desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak .  Penjual tahu ini untuk mengangkut dagangannya selain menggunakan sepeda motor dibelakangnya ada kereta dorong roda dua.Uniknya dikereta dorong ada bendera Merah Putih.

Nah meskipun tidak bulan kemerdekaan bendera Merah Putih itu tetap dipasang setiap hari. Sehingga karena amanya bender aitu dipasang dengan berbagai kondisi cuaca warna merahnya agak sedikit memudar. Ia akan mengganti bendera meraj putih itu jelang peringatan HUT RI bulan Agustus yang akan datang.

“ Ya sejak dulu sudah pakai sepeda motor dan kereta dorong . kalau hanya sepeda motor dagangan tidak banyak . Kalau bawa kereta seperti in ikan bisa bawa banyak . Jadinya untung lebih banyak “, aku Tumirin .

Tahu tahu yang dijualnya di pasar Baru desa Kedungmutih bukan buatannya sendiri namun ia kulakan dari tetangganya. Sehingga ia setiap hari hanya menjualkan saja . Malam hari ia mengambil dari pengrajin tahu . Paginya di bawa ke pasar Kedungmutih  dijual . Selanjutny sorenya mengembalikan wadah sambil membayar tahu yang dibawa semalam .

“ Ya dikit untungnya tetapi lancar . Dulu awalnya ya hanya bawa sepeda motor makin lama dagangan makin tambah lalu ada ide bawa kereta dorong. Ketika Agustus ada yang pasang bendera ikut ikutan pasang.. Namun usai Agustusan bendera tidak saya lepas hingga berlangsung bertahun tahun . Sudahn ganti bendera lebih 10 kali “, cerita Tumirin Sabtu 13/7/2024

Selama membawa dagangan dengan sepeda motor dan kereta dorong . Kondisi aman dan lancar meski ada razia polisi ia tetap disuruh jalan apalagi ada bendera merah putih di belakang. Polisi tahu saya membawa dagangan yang tidak bisa ditahan . Sehingga ketika sepeda motor bagus berhenti saya tetap di suruh jalan .

“ Entah bendera ada Bendera Murah Putih ini , atau entah karena apa . Selama saya berjualan tahu perjalanan Kudus Demak  aman tidak pernah dihentikan oleh polisi. Alhamdulillah aman paling kalau berhenti ya mesi motor macet atau ban kempes “, tambah Tumirin.

Untuk mengantisipasin adanya kempes ban kereta dorong ia membawa ban serep di belakang kereta dorong yang disambungkan dengan sepeda motor bututnya. Satu kali jalan ia bisa membawa sekitar lima wadah tahu yang muat sekitar 100 biji tahu. Dari penjualannya itu ia bisa dapat untung bersih Rp 100 ribu – Rp 150 ribu.

Ia berangkat dari rumahnya sekitar pukul 6 pagi sampai pasar Kedungmutih sekitar jam 8 pagi. Selanjutnya setelah dagangannya habis ia kembali ke Kudus sekitar pukul 14.00 sampai di rumah kembali sekitar pukul 16.00. Perjalanan Demak Kudus setiap hari ia jalani denganm senang hati meskipun kadang harus berhenti jika hujan mengucur deras  jika musim penghujan tiba. (Pak Muin)