Bangunan Makam Rara Kuning di desa Teluk Awur kecamatan Tahunan pinggir pantai di kawasn MSTP Undip

Jepara – Desa Teluk Awur kecamatan Tahunan merupakan salah satu desa di Jepara yang kaya akan peninggalan sejarah masa lampau. Di desa ini ada empat makam yang diyakini warga . Mempunyai sejarah terkait berdiri dan berkembangnya desa ini di masa lampau.Di desa pinggir pantai ini ada 4 makam yang masih dirawat dan diziarahi secara rutin oleh warga.

Salah satunya adalah makam Rara Kuning atau Kemuning yang berada di kawasan MSTP Undip. Yaitu kawasan pinggir pantai yang kini di kuasai dan dimiliki oleh Undip yaitu Universitas yang pusatnya di Semarang. Kawasan ini dulunya pemukiman warga yang tergerus abrasi. Rumah rumah warga di pinggir pantai yang tergerus abransi kemudian relokasi di tanah yang aman.

Sisa sisa dari tempat tersebut akhirnya oeh pemerintah di serahkan Pemerintah kepada Undip sebagai proyek pengembangan Kampus khususnya jurusan Perikanan dan Kelautan. Rumah rumah warga di relokasi namun masih ada makam makam lama yang tidak bisa direlokasi sehingga makam tersebut akhirnya masuk dalam kawasan Undip yang di pagar keliling.

Salah satu makam ini adalah makam Rara Kemuning atau Rara Kuning. Makam ini sekarang kondisinya hanya beberapa puluh meter dari pantai . Tepatnya di sebelah Barat Kantor desa Teluk Awur kecamatan Tahunan. Untuk memasuki makam ini harus melewati pagar dan Jalan menyeberang jalan di dalam kawasan Undip.

Dari informasi yang didapatkan dari cerita dari mulut ke mulut dan juga infio dari internet. Ada yang mengatakan bahwa tempat tersebut memang makam atau tempat jazad Rara Kuning atau Kemuning disemayamkan. Namun ada cerita lain yang mengatakan bahwa tempat tersebut adalah sebuah petilasan tempat tinggal atau tempat persinggahan. Untuk benar atau tidaknya wallaua’lam.

Namun pengamatan secara langsung bangunan ini seperti layaknya makam makam yang dikeramatkan di tempat lain. Ciri lain adalah adanya dua  pohon besar di komplek makam ini. Selain itu juga masih tetap diziarahi warga setiap waktu hal ini terlihat dari tempat yang bersih . Selain itu setahun sekali digelar ritual yang lazim di sebut haul yang dikuti oleh banyak warga.

Selain itu di sekitar rumah rumahan makam banyak tersisa kembang kembang dan juga alat ritual ziarah seperti kemenyan dan juga barang yang dibakar seperti layaknya peziarahan di makam China. Bahkan dari informasi warga sekitar makam setiap malam ada beberapa warga yang tirakat. Tidak warga Teluk Awur namun warga dari luar Desa.

Istri Syeh Jondang atau Syah Abdul Aziz

Dari cerita tutur tinular atau folklore Rara Kemuning atau Rara Kuning adalah Istri Syeh Abdul Azis salah satu tokoh sentral desa Jondang yang jaraknya sekitar 5  Km dari desa Teluk Awur. Syeh Jondang dan Rara Kemuning adalah suami istri namun ditengah perjalanan Rara Kemuning di rampas penguasa yang bernama Jogo Wogso tokoh sentral desa Teluk Awur. Raja Jogo Wongso tergila gila dengan Roro Kuning yang berparas rupawan.

Namun dalam folklore itu diceritakan karena kecerdikan  Rara Kuning dan Syeh Abdul Azis makam Jogo Wongso gagal mempersunting Rara Kuning. Justru dari kecerdikan mereka berdua Jogo Wongso tewas di tangan rakyatnya sendiri . Inilah selengkapnya folklore  terkait Jogo Wongso , Rara Kuning dan Syeh Jondang. ( Pak Muin )