Selalu di Telpon Pak Hendro Jika Hujan Mengguyur

Jepara – Nama asline Kamso namun setelah naik haji orang memanggilnya Haji Wasto. Orang mengenal pak Haji Wasto sebagai penunggu bendung karet di desa Gerdu kecamatan Pecangaan . Bendung karet yang dikenal sebagai Mbungpis itu memang tak jauh dari rumahnya. Sebagai seorang perangkat desa ialah yang ditugasin untuk menjaga bendungan ini.

Dari menjaga bendungan inilah ia kenal dan berkomunikasi baik dengan pak Hendro Martoyo yang dulu adalah Bupati Jepara. Jika musim hujan tiba , ketika hujan lebat mengguyur ia pasti di hubungi oleh pak Hendro . Pak Hendro selalu menanyakan kondisi mbungpis Gerdu , bagaimana kondisi ketinggian air , Tanggul dan hal hal lain seputar kondisi Mbungpis.

“ Saya kadang malu sendiri ketika hujan saya tidak telpon bapak , namun bapak yang sering telpon saya . Padahal saya sering dikirim pulsa oleh Bapak sehingga kadang saya ewuh sama bapak. Hari ini bapak datang ke desa Gerdu saya sangat senang sekali , Mudah-mudahan terkabul hajatnya “, kata Haji Kamso di sela sela pertemuan relawan Hendro Martojo di desa Gerdu.

Sehingga bagi H. Wasto ( 60 th ) , Pak  Hendromartojo, bukan saja seorang Bupati kala itu, tetapi juga teman dan bahkan orang tua. Sebab penjaga Bendungan Bung Pis di desa Gerdu selama 20 tahun ini merasa dihargai sebagai seorang penjaga bendungan. Walaupun ia bukan karyawan pemda, tetapi karyawan pemprov. Yang diberikan oleh Pak  Hendro lebih dari yang seharusnya dilakukan.

” Ketika saya mau tidur, saya selalu ingat dan berdoa untuk Pak Hendro, musim penghujan beliau selalu menelpon saya menanyakan tingginya air bendungan. ” ujar H. Wasto.

Oleh karena itu  jika air tingginya telah mencapai ambang batas, Bendung ia  kempiskan agar tidak terjadi banjir di Kecamatan Welahan, Pecangaan, Kalinyamatan dan Kedung. Jika air surut, ia pompa bendung itu agar air laut tidak masuk. Dengan ada penjaganya tersebut air dari bendung bung pis ini selalu dikontrol demi keamanan dan kenyamanan.

Bagi Pak Hendro, H. Wasto adalah seorang penjaga bendung yang melaksanakan tugasnya dengan seluruh jiwa dan raganya.Siang, malam, pagi sore ia harus memperhatikan bendung Bung Pis. Ada banyak cerita manis persahatan keduanya. Termasuk pembelian lim untuk bendungan dari Singapura saat bendugan itu bocor.

Menurut H.Wasto, Bendungan Bung Pis ini memiliki 4 fungsi. Mencegah banjir, menanggulangi abrasi, air minum dan pertanian. ” Yang belum optimal dikerjakan sampai saat ini adalah fungsi bendungan untuk pengairan. Harusnya embung ini juga dimanfaatkan untuk pertanian ketika musim kemarau” ujar H. Wasto.

Rencananya bendungan ini dapat mengairi sawah 6.500 ha di 19 desa di Welahan, Kalinyamatan, Pecangaan dan Kedung. Nah untuk perlu saluran sepanjang 14 km. Dari Bung Pis – Karangaji 4 km, Karangngaji Kedungmalang 4 km, Karangaji Bulak Baru 6 km. ” Sayang sampai saat ini belum bisa diwujudkan. Padahal jika saluran air itu dibangun, petani bisa menanam padi 6500 ha saat kemarau.” ujar H. Wasto.

Harapannya, jika ikhtiar pak  Hendro menjadi anggota DPR RI dikabulkan Allah, maka dapat mengawal dan melanjutkan pembangunan saluran air yg dananya dari pemerintah pusat. Sebab memerlukan biaya besar. Tentu untuk kesejahteraan petani dannl masyarakat di Jepara, ujar H. Wasto yang setahun lagi akan pensiun dari  perangkat desa Gerdu. (Muin/Hadi)