Ratusan pohon pepaya yang siap panen daunnya layu dan gagal panen di Jepara
Jepara – Selain merendam tanaman padi ratusan hektar di Jepara air banjir juga merendam kebun papaya yang mau panen. Tanaman papaya yang ditanam delapan bulan lalu dan lebaran nanti di panen . Kini layu daunnya dan tidak bisa diselamatkan karena terendam air banjir selama seminggu.
“ Sebelum banjir kondisi tanaman ya bagus buahnya mulai membesar . Namun semenjak terendam banjir dan air tidak kering . Daunnya satu persatu layu dan kering . Kalau melihat ini ya saya pasrah kebun papaya ini tidak bisa diselamtkan alias gagal panen “, kata Ibu Sof’ah (67) warga dukuh Karangpandan desa Ujungpandan kecamatan Welahan pada kabarseputarmuria Rabu 19/3/2024
Sof’ah mengatakan sebelum ditanami papaya kebun seluas 1 bahu ini dulunya pernah ditanami jambu . Karena pohon jambu yang tidak produktif lagi maka dicoba untuk tanam Pepaya. Sehingga awal penanaman pohon papaya ini membutuhkan biaya yang cukup banyak.Selain mengolah tanah , beli bibit dan juga biaya untuk pupuk.
“ Ya modal yang dikeluarkan ya lebih Rp 30 jutaan . Yang namanya usaha ya harus dicoba karena anak saya pernah mencoba di tempat lain dan berhasil dengan baik dan ini coba disini . Ini tanah masuk dukuh Ndoropayung desa Kaliombo kecamatan Pecangaan “, tambah ibu Sof’ah.
Di lahan dekat sungai SWD1 ini ditanam sekitar 500 bibit papaya dan tumbuh baik sekitar 470 pohon . Sebelum banjir tiba pertumbuhan tanaman pepaya normal seperti berbunga kemudian berbuah. Buahnyapun bagus satu pohon rata rata 10 dengan berat lebih 1 Kg. Diperkirakan lebaran kurang 1 atau 2 hari bisa di panen untuk mremo lebaran,
“ Kalau melihat seperti ini saya pasrah karena daunnya sudah mengering dan air masih menggenang di kebun ini. Ya gimana lagi ya rugi paling tidak kalau ini panen paling sedikit laku Rp 40 Jutaan. Habis gimana lagi namanya musibah ya pasrah saja “, kata Ibu Sof’ah lagi.
Selain ditanami pohon Pepaya ada beberapa bagian tanah ang ditanami sayuran seperti Lombok ,kacang panjang yang juga ikut tergenang air , Namun untuk tanaman sayuran sepertinya masih diselamatkan meskipun hasilnya tidak seberapa.
“ Ini hari sebenarnya masu ambil Lombok untuk kebtuhan rumah , tapi melihat airnya masih tinggi saya tidakl berani turun . Memang sebagian tanah ada yang ditanami sayuran diantaranya Lombok “, tutup Sof’ah. ( pak Muin)