Afif petani dari desa Tedunan Demak mengeluh kurangnya pupuk subsidi yang terus dikurangi

Demak – Setelah peraturan penggunaan kartu tani untuk tebus pupuk subsidi ini petani dibuat pusing. Ketika petani membutuhkan pupuk di pengecer belum tersedia. Sekain itu jumlah pupuk yang didapatkan juga semakin  lama semakin berurang.

Hal itu dikatakan Afif salah satu petani dari desa Tedunan kecamatan Wedung . Disaat ia membutuhkan pupuk namun ketika ditanyakan ke pengecer dengan menunjukkan kartu tani jawabnya belum ada kuota. Untungnya masih ada kelebihan pupuk di tahun sebelumnya.

“ Jatah untuk pupuk tahun 2024 ini belum keluar , ini pupuk sisa tahun 2023 yang lalu . Kalau yang tidak punya sisa ya harus beli yang non subsisi harganya bisa lipat dua “, kata afif pada kabarseputarmuria Minggu 4/2/2023

Afif mengatakan ia bukan pemilik sawah namun penggarap dengan system sewa. Untungnya kartu tani dari pemilik diberikan padanya. Sehingga ia bisa menebus pupuk subsidi dari pengecer.Jika tak ada kartu tani sekarang tak bisa beli pupuk subsidi.

“ Kalau menggunakan pupuk subsidi semua ya biaya garam sawah jadi tinggi . Kalau hasilnya bagus sih tak begitu terasa. Namun jika hasil tidak bagus bisa dipastikan rugi atau nombok “, tambah Afif.

Ia menambahkan untuk harga pupuk subsidi perzak jenis urea dengan berat sekitar 50 Kg harganya Rp 120 ribu. Namun jika membeli pupuk non subsidi dengan ukuran yang sama harganya sampai Rp 200 ribu . Jadi jika tak ada pupuk subsidi petani keluar biaya banyak.

Jumlahnya kurang dan terus dikurangi

Terkait pupuk subsidi ini Afif menjelaskan , untuk jatah yang diberikan terakhir setiap baunya mendapatkan 1 kwintal . Pupuk subsidi itu jika digunakan untuk memupuk dipastikan tidak cukup. Untuk dua kali pemupukan satu satu bau lahan sawah membutuhkan pupuk sekitar 2 kwintal.

Sehingga ia harus membeli pupuk non subsidi dengan harga yang berlipat.Meskipun dengan harga yang hampir dua kali lipat hal itu dilakukan agar padi yang ditanamnya tumbuh dengan baik. Jika harga gabah bagus tentunya biaya ini bisa tertutupi.

“ Kalau untuk harga gabah kemarin bagus dan hasilnyapun lumayan baik. Sehingga pengeluaran pupuk tinggi tidak begitu terasa. Tapi ya mbok jangan dikurangi jatah pupuk subsidi yang sedikit itu katanya ada info pupuk subsidi akan dikurangi lagi tinggal 70 Kg perhektarnya “, pinta Afif

Sementara itu Subandono, A.Md (PPLKec. Wedung) Saat Sosialisasi Pertanian di balai desa setempat Selasa 20/1/2024  mengatakan ,  memang ada pengurangan pupuk bersubsidi dikarenakan dampak perang Rusia-Ukraina. Selain itu karena  pengurangan anggaran untuk Pemilu, jadi pemerintah memberikan subsidi pupuk 1 Ha sawah (Uera 145 kg dan Phonska 73 kg), jika dikonversikan 1 Bau (Urea 90-100 kg dan Phonska 45-50 kg) untuk satu kali masa tanam. ( Pak Muin )