Salah satu petani di desa Karangaji menebar bibit padi sistem sawur tinggal

Jepara – Hujan yang mulai mengguyur area persawahan di desa Karangaji kecamatan Kedung awal bulan Nopember ini membuat petani mulai turun ke sawah. Sawah yang biasanya sepi di pagi hari kini mulai ramai dengan kegiatan petani menggarap lahannya.

Terlihat suara mesin membajak sawah yang setengah basah karena tersiram air hujan. Di bagian lain tampak petani sedang membersihkan rumput ,tanaman liar dan Jerami . Di bagian lain tampak ibu ibu sedang melemparkan gabah gabah kering di bagian sawah yang habis di bajak.

Meski air sungai di kanan kiri sawah masih mengering namun petani tampak bersemangat menggarap sawahnya. Selain petani pemilik lahan yang datang ke sawahnya. Banyak pula buruh atau pekerja yang datang ke sawah menggarap lahan sawah.

“ Kalau ini sawah milik saya sendiri saya dulunya pernah ke laut jadi nelayan. Semenjak usia semakin tua ini saya tak lagi ke laut . Ya dari sawah inilah saya menghidupi keluarga saya . Alhamdulillah hasilnya lumayan bagus sehingga bisa untuk kebutuhan keluarga “ kata Hafid petani asal desa Karangaji pada kabarseputarmuria Rabu 15/11/2023 .

Hafid mengatakan , menggarap sawah seperti dirinya memang harus tlaten dan rajin ke sawah apalagi jika musim hujan telah tiba. Selain membersihkan rumput dan jerami ia juga menunggui pekerja yang membajak sawahnya . Usai sawah dibajak langsung di tebari gabah dengan system sawur tinggal. Artinya setelah bibit di tebar ditinggal begitu saja.

“ Disini ada dua cara tanam padi yang pertama system sawur tinggal . Biasanya habis kemarau panjang lalu mulai ada hujan . Bibit berupa gabah di tebar sehabis sawah dibajak meski belum ada air . Nanti setelah itu ada hujan dan bibit itu tumbuh jadi tanaman padi “, tambah Hafid.

Selain sawur tinggal cara tanam padi di desa Karangaji ini system pembenihan terlebih dahulu. Biasanya sawah sudah basah atau berair sehingga gabah di semai di salah satu tempat. Setelah gabah tumbuh sekitar 30 cm baru diambil kemudian di semaikan di seluruh bagian sawah dengan pekerja khusus. Selain membuat pembenihan sendiri kadang ada yang beli bibit padi .

“ Sawah di desa Karangaji ini rata rata bisa panen dua kali . Untuk hasilnya beberapa tahun belakangan ini hasilnya lumayan bagus. Bahkan yang terakhir kemarin hasilnya bisa separuhnya dari biaya operasional. Panen terakhir saya jual borongan Rp 50 juta untukj tiga tempat “, kata Hafid lagi.

Terkait jalan pertanian menurut Hafid setiap tahun ada perbaikan atau penambahan. Tahun 2023 ini pemdes Karangaji membangun jalan di area perswahan Doromati menyambung jalan perswahan dari desa kalianya. Dengan adanya jalan beton ini angkutan untuk panen bertambah lancar .

“ Itu yang dibangun baru menyambung ke area persawahan Kalianyar . Cuma yang ke Kalianyar sudah mulai rusak beberapa titik sehingga jika musim hujan licin karena jalan bercampur tanah. Mudah mudahan tahun depan ada perbaikan atau dibeton baru lagi “, harap Hafid. (Pak Muin).