Jepara – Terkait warga yang terdampak normalisasi Sungai SWD2 di desa
Kedungmalang ,Karangaji dan Tedunan Pemerintah kabupaten Jepara
menyediakan tempat untuk hunian yaitu di rusunawa. Di Jepara ada 2 rusunawa
yaitu di Ujung Batu Kota Jepara dan di desa Pulo Darat kecamatan Pecangaan.
Hal itu di katakana Pj. Bupati Jepara Edy Supriyanta ketika dikonfirmasi seputar
warga yang terdampak normalisasi Sungai SWD2. Pemerintah tidak menyediakan
tempat untuk relokasi namun di berikan hunian di rusunawa. Dengan hak kewajiban
seperti penghuni yang lainnya.
” Ya itu alternatif bagi warga yang terdampak normalisasi Sungai SWD2 ya kita
sediakan rusunawa di Jepara atau Pulodarat. Tidak ada tempat relokasi ya itu
solusinya. Kalau kita bangun lagi kan jadi masalah”, kata Bupati pada wartawan.
Ratusan bangunan di sempadan Tanggul dan Bantaran Sungai SWD2 terdampak
normalisasi di desa Kedungmalang Karangaji dan Tedunan. Dari ratusan itu ada
puluhan bangunan rumah yang menjadi tempat tinggal. Rumah rumah tersebut
harus dibongkar sesuai dengan Surat Perintah Bongkar yang dilayangkan fihak BBWS Pemali Juana
Annisa (45) warga RT 05 RW 03 desa Kedungmalang kecamatan Kedung salah satu
warga yang rumahnya terdampak normalisasi mengharapkan ada tempat tinggal
yang baru baginya. Jika harus tinggal di rusunawa Ujung Batu Jepara atau
Pulodarat keberatan karena hidupnya sebagai nelayan. Jika disana terlalu jauh dan
harus mengeluarkan ongkos transportasi.
“Ya gimana kalau jadi di bongkar saya masih bingung mau tinggal dimana. Rumah
ini satu satunya tempat tinggal saya .Hasil membangun dikit dikit sebagai nelayan.
Kalau jauh dari sini bagaimana kerjanya “, kata Annisa dengan wajah kebingungan.
Sementara itu Musthofa (57) warga desa Tedunan yang terdampak normalisasi
mengatakan, ia sudah membereskan tempat usahanya yang ada di badan tanggul
dan sempadan. Semua daganganya dipindah ke tempat yang baru sesuai dengan
surat perintah bongkar dari BBWS Pemali Juana.
“Namun sayangnya kali ini tidak ada biaya bongkar seperti yang dulu. Kita tidak
minta banyak paling tidak bisa untuk bayar tenaga bongkar dan angkut barang ke
tempat yang aman. Namun sampai saat ini belum ada “, kata Musthofa (Pak Muin)