Rembang – Sosok Mbah Sambu yang makamnya ada di komplek Masjid Agung Lasem  bukan sosok sembarangan. Dia merupakan salah satu tokoh sentral dalam penyebaran Islam di tanah Nusantara. Persis di sebelah makam Mbah Sambu ada satu makam lagi yang merupakan Istri beliau .

Oleh karena itu keberadaan makam ini tidak pernah sepi dari peziarah. Selain orang biasa yang berziarah ini juga tokoh tokoh nasional. Mahfud MD yang kini Calon Wapres Ganjar juga menyemmpatkan berziarah ke makam ini ketika mendatangi acara Haul dan Maulid Nabi di Pondok Pesantren Al Fakhriyah Lasem.

Abdul Aziz atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan panggilan Gus Aziz, tokoh masyarakat Lasem sekaligus penggagas Museum Islam Nusantara mengatakan Tidak ada yang tahu secara pasti, sejak kapan Mbah Sambu lahir, tetapi untuk tanggal wafatnya diperkirakan pada sekitar tahun 1671.

“Tidak ada catatan kapan beliau lahir. Karena kondisi Pajang yang tidak menentu, ia memilih mengembara dan mendalami agama di berbagai tempat, termasuk di pesantren Ampel Denta Surabaya. Kalau wafatnya tahun 1671,” papar Gus Aziz ketika mendampingi Mahfud MD .

Makam Mbah Sambu dan istrinya

“Saat Adipati Tejokusumo 1 (Mbah Srimpet) yang memerintah Lasem membutuhkan pengajar agama, Mbah Sambu dipanggil ke Lasem. Ia lalu diangkat menjadi ‘wali negara’ yang mengajarkan agama di kadipaten. Wilayah kadipaten . Wilayah kadipaten Lasem saat itu meliputi Sedayu Gresik, Tuban, Rembang, Pati sampai Jepara.

Menurut Gus Aziz, Mbah sambu merupakan ulama legendaris Lasem abad 17 yang menjadi rujukan geneologis keilmuan dan ‘nasab’ hampir semua ulama penting di Tanah Jawa pada periode setelahnya. Ada dua versi tentang silsilah Mbah Sambu.

Peziarah ngalap berkah berziarah ke Makam Mbah Sambu

“Versi pertama mengatakan beliau adalah Pangeran Sambudigdo Hadiningrat putra Pangeran Benawa, putra Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya, Raja Pajang yang menjadi cikal bakal Kerajaan Mataram Islam. Versi kedua menyebut beliau putra Sayyid Muhammad Hasyim Basyaiban, yang nasabnya terhubung kepada Rasulullah Muhammad,” beber Gus Aziz.
Itulah sekelumit kisah singkat Mbah Sambu yang merupakan tokoh sentral sekaligus ulama penyebar agama Islam waktu dulu. Peninggalan beliau yang masih ada sampai sekarang adalah Mesjid Agung Lasem yang kini menjadi wisata ziarah yang menyatu dengan Makam beliu dan Istrinya.

Jika anda mampir ke kota Lasem anda bisa shalat sekaligus berziarah ke Makam Mbah Sambu yang letaknya persis di sebelah Kanan pengimaman masjid. Selain berziarah ke makam Mbah Sambu kita juga bisa beerziarah ke makam ulama Lasem tempo dulu setelah Mbah Sambu . Diantara makam Mbah KH. Ahmad Maksoem dan Mbah Baedlowi yang melahirkan ulama ulama besar sampai saat ini. (Pak Muin)