Awang Budi Setyawan tunjukkan buah Melon di Green Housenya desa Sidigede Welahan Jepara
JEPARA – Awang Budi Setyawan (28) pemilik dari Melonesia Farm, tempat agrowisata petik buah melon di Desa Sidi Gede, RT 16 RW 3, Kecamatan Welahan, Kabupaten Jepara mendapat apresiasi dari Ketua DPRD Jepara, Hafizul Maarif. Orang nomor satu di DPRD Jepara ini menyempatkan diri datang melakukan panen perdana buah Melon .
Gus Haizul tidak menyangka, desa yang mayoritas tanaman pertaniannya berupa padi dan jagung bisa ditanami melon. Sehingga ia memberikan apresiasi kepada petani muda yang mau mengembangkan potensi lahan pertanian yang dimiliki daerahnya. Dengan hadirnya petani muda tersebut, ia berharap dapat menjadi contoh dan membangkitkan lahirnya semangat bagi para petani muda lainnya yang ada di Kabupaten Jepara.
Ia juga menekankan agar pemerintah kabupaten bisa memberikan dukungan kepada para petani millenial agar kehadiran mereka dalam sektor pertanian bisa terus berjalan. Ia juga mengharapkan warga lain bisa memanfaatkan lahan agar bisa menghasilkan tanaman pangan.
Pada kabarseputarmuria Awang yang Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar ini melihat usaha orangtuanya saat ini sudah banyak kompetitor. Agar tidak terjadi lagi ia mencari informasi bisnis apa yang cocok untuk orangtuanya tanpa harus bersaing dengan yang lain.
“ Dulu ayah pernah bisnis buah Mangga semakin lama bisnis mangga semakin kecil marginnya karena makin banyak kompetitor. Lalu saya buka buka internet kira kira bisnis apa yang sesuai dengan kondisi desanya. Setelah buka buka youtube akhirnya ada ide untuk menanam melon “, kata Awang.
Tidak hanya dari youtube saya iapun mencari informasi tentang usaha budidaya melon sampai ke Jawa Timur . Disana ia melihat bagaimana cara mengembangkan usaha ini. Mulai dari persiapan tanam perawatan hingga pasca panen.Semua itu ia pelajari dengan sungguh sungguh.
Ketika ilmu sudah ia kuasai iapun konsultasi dengan orangtua tentang bisnis baru ini. Tanah yang dahulu ditanami jagung kini akan dirombak untuk bertanam melon dengan sistem green house. Yang baru pertama dikembangkan di desa yang mayoritas bertanam jagung dan padi.
“ Awalnya memang ada keraguan namun apapun namanya inovasi baru harus di coba . Action mulai kita lakukan bulan Januari 2023 dengan merubah lahan secara total.Memang Butuh modal besar kalau ditotal semuanya habis Rp 130 jutaan”, tambah Awang.
Modal yang tidak kecil untuk petani desa itu ia gunakan untuk membuat dua green house di tanah 1000 meter persegi. Green house itu ia buat semirip mungkin dengan yang sudah berhasil. Untuk pengairannya ia menggunakan sistem tetes yaitu dengan memanfatkan pipa pipa pralon yang masuk ke green house ke dalan satu persatu tanaman melonnya.
Untuk pemilihan bibit melon ia tanam melon premium impor dari Jepang ,Belanda dan Thailand. Ia mencoba tiga varian tersebut untuk melihat sebatas mana perkembangan tanaman itu dari segi hasil buahya. Selain itu agar masyarakat tahu kualitas melon yang lain daripada yang di pasaran umum.
Setelah semua siap iapun tanam bibit kurang lebih 2.000 tiga varian yakni melon Inthanon dari Belanda, melon Sakata dari Jepang, dan melon sweetnet dari Thailand.Dengan perawatan yang baik sesuai dengan arahan para pembudidaya terdahulu via youtube atau secara langsung. Bibit melon tersebut tumbuh dengan baik.
“ Ya intinya semua usaha harus dengan sungguh sungguh karena sistem pertanian modern ini selain butuh modal juga skill atau kemampuan. Contoh misalnya ketika sudah mulai berbunga ada teknik perkawinan secara manua. Selain itu ketika berbuah juga ada pemilihan buah disisakan 1 setiap 1 tanaman “, kata Awang lagi.
Setelah perawatan selama 75 hari akhirnya panenpun tiba . Agar hasil panen cepat laku dengan harga yang tinggi ia mempunyai ide tidak panen secara langsung dan dijual pengepul .Iapun cari info info via internet akhirnya iapun membuat acara petik buah melon untuk umum.
“ Karena ini melon premium dan belum ada di pasaran umum maka saya buat wisata petik buah melon yang belum pernah ada di Jepara . Alhamdulillah Ketua DPRD Jepara Gus Haiz bisa datang memberi support dan apresiasi padakami jadinya ya sukses dalam jangka 3 hari saja buah melon kurang lebi 1.800 buah laku terjual dengan harga Rp 25.000 – Rp 35.000 perkilo tergantung janisnya “, papar Awang.
Dari segi bisnis keuntungannya cukup mengggiurkan meskipun awalnya keluar modal besar namun dari panen perdana saja ia telah menghitung jika usaha ini layak untuk diteruskan. Oleh karena itu ke depannya ia akan kembangkan lagi membuat Green House agar waktu petik buah melonnya lebih panjang tidak sekali habis.
“ Ya ini langkah awal yang positif bagi kami sendiri dan untuk warga desa Sidigede harapan saya ke depan selain saya ada warga lain yang turut mengembangkan teknologi ini sehingga wisata petik buah melon ini menjadi wisata yang berkelanjutan “,harap Awang .( Pak Muin )