Jepara – Desa Tegalsambi kecamatan Tahunan merupakan desa Wisata budaya karena di des aini nada satu tradisi turun temurun yang masih dilestarikan hingga sekarang. Tradisi ini disebut Perang Obor atau Obor Oboran. Tradisi Perang obor ini menjadi agenda wisata tahunan yang menyedot ribuan penonton.
Penonton atau wisatawan tidak hanya datang dari sekitar desa Tegalsambi namun banyak pula wisatawan amanca negara bahkan wisatawan asing yang ingin melihat dari dekat keseruan orang saling bakar . Adapun senjata untuk menyerang antar lawan adalah obor raksasa yang dibuat dari blarak ( Daun kelapa kering ) dan Daun pisang kering.
Kedua bahan itu diikat menjadi satu seperti obor raksasa dengan tinggi sekitar 2 meter. Tahun 2023 ini Pemerintah desa Tegal sambi menyiapkan 400an obor raksasa tersebut sebagai senjata untuk saling serang dua kubu warga yang berseteru sejumlah 40 orang. Tiada kawan tiada lawan membabi buta berhadapan langsung serang.
Petinggi Tegalsambi Agus Santoso mengatakan , gelaran tradisi perang obor ini sebagai rangkaian sedekah bumi . Selain aneka acara yaitu selamatan ,karnaval panggung hiburan dan juga pengajian. Puncak acara sedekah bumi adalah perang obor yang dihadiri oleh Pj Bupati Jepara dan rombongan Forkopimda.
“ Ya kalau kondisi memungkinkan acara ini digelar rutin setahun sekali . Acara Perang obor ini men jadi event wisata tahunan diparta Jepara. Memang pernah tidak gelar karena sesuatu hal tapi ya itu sepertinya ada yang kurang “, tutur Agus Santoso.
Gelaran Perang obor di Perempatan desa malam Selasa 5/6/2023 benar benar meriah karena situasi covid 19 yang mereda membuat orang bebas untuk keluar rumah. Sehingga event bakar bakaran orang inimenjadi acara yang menarik ribuan orang berjajar di sepanjang jalan yang digunakan untuk adu kekuatan.
Bagi warga desa Tegalsambi acara perang obor ini sebagai perwujudan penghormatan pada tokoh sentral desa yang menjadi cikal bakal desa . Selain mengadakan selametan di makam atau petilasan juga melakukan laku sakrral yang dahulu pernah dilakukan untuk membuang sial atau tolak bala.(Muin – dari berbagaiu sumber)