Jepara – Bekerja saat ini tidak hanya menjadin tugas suami saja . Banyak ibu rumah tangga yang kini membntun suaminya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan mengisi waktu luang ibu rumah tangga ini setiap harinya mendapatkan penghasilan yang cukup lumayan. Daripada hanya bengong saja atau membuang waktu .

Itulah yang dijalani Ibu Sumiah warga desa Kedungmalang RT 06 RW 03  kecamatan Kedung ini sudah 10 tahun ia membantu keluarganya dengan menjadi pengepul udang. Dengan berbekal ember ,timbangan dan modal ibu ini membuka lapak pinggir jalan tidak jauh dari rumahnya. Ia menunggu para petambak yang menjual udang .

Ia hanya butuh waktu beberapa jam saja paling lama 3 jam. Jam 6 habis subuh ia standby di[piunggir jalan sekitar 20 meter dari rumahnya. Ia menunggu sekitar 20 orang petambak yang menjadi langganannya. Sekitar pukul 9 ia sudah kembali ke rumahnya setelah menjual Udang yang di beli ke pengepul yang lebih besar.

“ Kalau hasil sedang ramai modal yang harus disipakan ya sekitar Rp 1 jutaan . Jika hasil biasa ya Rpm 500 ribuan. Semua udang yang saya beli semua bayar kontan pada petambak. Justru kadang pembayaran saya dari pengepul diatas saya kadang mundur 1-2 hari “, aku Ibu Sumiah yang kini tak bersuami karena meninggal 2 tahun yang lalu .

Ibu Sumiah pada kabarseputarmuria Rabu 29/3/2023 mengatakan , sebelum membuka usaha sebagai penmgepul udang ia menganggur taka da kegiatan. Melihat peluang dan kesempatan untuk berusaha iapun mencoba usaha ini. Memang awalnya agak canggung namun lama lama sudah terbiasa. Apalagi hasilnya cukup lumayan setiap harinya.

“ Kalau sepi seperti ini karena hasil tambak tak banyak ya Rp 25 ribu – 40 ribu seharinya itu sudah bersih. Namun jika musim penghujan hasil tambak melimpah sehari bisa dapat Rp 100 – 150 ribu. Yang Namanya usaha seperti ini ya tidak tentu .Kadang banyak kadang ya dikit saya jalani terus “, imbuh Ibu Sumiah.
Selain ibu Sumiah di desa Pesisir

Kedungmalang ini ada sekitar 10 an ibu ibu yang menekuni usaha sebagai pengepul udang. Mereka mempunyai tempat mangkal dan juga pelanggan petmbak sendiri sendiri . Satu dengan yang lain saling bekerjasama dalam hal penentuan harga karena mereka mempunyai pengepul lanjutan yang sama.

Sayangnya mereka belum tergabung dalam sebuah kelompok usaha bersama. Sehingga mereka mengakses bantuan dari pemerintah. Padahal mereka adalah usaha kecil yang perlu sentuhan dari pemerintah. Selain akses modal usaha mereka butuh juga bantuan peralatan usaha .

“ Belum ada kelompok belum ada bantuan khusus untuk usaha seperti ini. Kalau bantuan PKH dan juga BPNT udah ada yang dapat. Ya yang Namanya bantuan kalua di beri juga kita terima tapi takt ahu cara ngurusnya bagaimana “, imbuh Ibu Sumiah. ( Muin )