M.Abdul Ghofur Terima Piagam Penghargaan dari PJ. Bupati Jepara Edy Supriyanta,ATD,SH,MM
Jepara – Ada berita yang mengembirakan angka kemiskinan di Jepara mengalami penurunan ,dilaporkan sampai bulan november 2022 ini menyisakan 6,88 persen dari sebelumnya 7,44 persen di tahun yang lalu. Capaian tersebut berkat sinergitas seluruh pihak salah satunya adalah peran SDM Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).
Salah satu yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Muhammad Abdul Ghofur (36) warga desa Sinanggul kecamatan Mlongg yang sudah 8 tahun menjadi tenaga pendamping PKH . Di tahun 2022 ini dia mendapatkan piagam penghargaan dari Pj. Bupati Jepara atas prestasinya pada kategori terbaik 1 dalam proses graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dan terbaik 2 dalam inovasi pendampingan .
“ Untuk menuju ke graduasi memang perlu penjelasan dan pemahaman pada KPM oleh karena itu saya sebagai pendamping memang mempunyai kewajiban untuk memberikan dorongan kepada KPM agar mereka mau Graduasi Terutama bagi KPM yang memang kondisi sosial ekonominya telah meningkat “, kata M.Abdul Ghofur pada kabarseputarmuria.
Menurut Ghofur pentunjuk teknis Graduasi Mandiri dijelaskan kepada KPM diantara disampaikan Bansos PKH bukanlah bantuan seumur hidup. Namun maksimal 5 tahun ada resertifikasi , jika masih sangat membutuhkan akan ditambah lagi 3 tahun. KPM tersebut diarahkan untuk mendapatkan bantuan modal usaha sehingga bisa membuka usaha sendiri dan mempunyai penghasilan.
“ Jika sebelum 5 tahun KPM tersebut mengalami peningkatan ekonomi yang signifikan maka sebagai pendamping memberikan pemahaman bahwa bansos PKH bukan hak mereka. Masih banyak keluarga yang lebih layak belum mendapatkan bansos PKH. Dengan penjelasan itu beberapa dari mereka ada yang sadar dan membuat surat pernyataan graduasi. Tanpa adanya surat pernyataan dan hasil musdes kelayakan bansos kita tidak bisa serta merta menghapus nama KPM “, jelas Ghofur.
Muhammad Abdul Ghofur dengan niat tulus dan ikhlas menyumbangkan tenaganya sebagai pendamping PKH mulai tahun 2014 . Awalnya ia bertugasnya mendampingi penyaluran bantuan sosial agar berdaya guna untuk keluarganya. Namun seiring berjalannya waktu tidak hanya mendampingi penyaluran namun juga memberikan edukasi terkait pendidikan , kesehatan dan juga peningkatan ekonomi keluarga KPM agar hidupnya lebih sejahtera.
“ Terkait pendidikan misalnya saya sering memberikan pengertian agar KPM PKH memyekolahkan anak setinggi-tingginya. Sehingga ada anaknya yang kuliah dengan kuliah nantinya akan bisa meningkatkan ekonomi keluarga. Caranya bagaimana anak KPM tersebut mendapatkan beasiswa secara gratis kita sebagai pendamping harus mengusahakan itu dan sebisanya mendampingi mereka apalagi jika prestasinya bagus “, kata Ghofur yang suami Ekha lagi.
Sebelum terjuna sebagai tenaga pendamping PKH Muhammad Abdul Ghofur adalah pengajar di SMP Azzahra namun sejak tahun 2019 ia totalitas sebagai pendamping. Suka duka ia jalani dengan penuh keihlasan dan setiap tugas yang dibebankan ia jalani dengan senang hati . Meskipun pada tahun 2020 ia pernah hampir kehilangan tangan kanan karena menjalankan tugas ini bersama satu temannya korkab yang sudah tiada kecelakaan bersamanya.
Terkait profesi sebagai tenaga pendamping PKH ini ia berpesan kepada teman teman pendamping yang baru tujuan sebagai pendamping adalah mensejahterakan masyarakat prasejahtera agar keluar dari kemiskinan. Kerja diniati ibadah jangan dilihat nominal yang kita dapatkan namun masih ada bentuk lain yang lebih besar. Kerja sebagai pendamping tidak mengikat karena banyak pendamping yang akhirnya suskses jadi PNS, Kepala Desa, Perangkat Desa bahkan ada yang jadi Wakil Rakyat.
“ Kerja ikhlas tanpa batas karena dilapangan selaian kita kita ketemu warga yang prasejahtera sebagai tugas utama kita . Sebagai tangan kepanjangan kemensos kita janganlah menutup mata bila ketemu ODGJ ,anak putus sekolah ,yatim piatu atau warga yang tertimbah musibah atau bencana sekuatnya bantulah mereka “, pesan Mas Ghofur.
Terkain dengan pertanyaan bagaimana cara mendapatkan bantuan sosial dan mengeluarkan warga yang mendapatkan bantuan sosial. Mas Ghofur mengatakan , kemensos menyediakan pintu yang disebut siks.kemensos dan semua pemerintah desa mempunyai kunci untuk membuka laman tersebut. Sehingga desa bisa memperbaharui data penerima bansos misalnya merubah data yang meninggal atau mampu sehingga bantuan mereka tidak keluar terus menerus.
“ Usulkan bansos yang sesuai untuk keluarga yang sudah masuk di DTKS , rubah yang meninggal dunia dan sudah mampu . Sekarang update data bansos sebulan sekali sehingga kalau pemerintah desa sekarang ditanya tentang bansos tidak tahu ya saya harus bilang apa ? “, kata Mas Ghofur menutup sua.( Pak Muin)