Antrian warga membeli STB di salah satu toko elektronik di Jepara ( sumber foto : ISJ )
Jepara – Siaran TV analog yang dihentikan Sabtu dini hari membuat sejumlah warga ramai-ramai membeli Set Top Box ( STB ) . Akibat permintaan yang over maka stok di semua toko elektronik habis atau kosong. Untuk bisa memenuhi kebutuhan pelanggannya butuh waktu 3 -4 hari kedepan.
Pemilik Taqur Cell desa Karangaji kecamatan Kedung yang dihubungi kabarseputarmuria mengatakan , sebelum penghentian siaranTV analog stok STB di tokonya masih ada sekitar 30 unit. Namun Sabtu pagi pembeli datang silih berganti sehingga stok itupun habis dalam waktu kurang dari 1 jam.
“ Pembelinya tidak hanya warga sini . Banyak pembeli yang datang dari desa tetangga . Ada yang datang dari Kedungmutih, Kedungmalang dan banyak lagi yang lainnya “, kata pe,ilik Taqur yang dihubungi via Wanya.
Untuk harga STB pada hari itu berkisar Rp 200 – 300 ribu tergantung merk. Namun karena warga butuh merk apapun di beli asalkan bisa nonton TV kembali. Akibatnya stok STB yang lebih 1 bulan tersimpan rapi dalam 1 jam habis jadi uang.
“ Hari ini saya sudah order pada pemasok saya di Jakarta . Katanya masih ada banyak ini saya order dalam jumlah banyak. Namun ya itu datangnya paling cepat sekitar 3 harian “, tambahnya.
Terkait bantuan STB untuk warga miskin Petinggi desa Karangaji Abdillah Fadhol mengatakan,sampai saat ini belum turun bantuan STB untuk warganya. Memang ia mendengar ada beberapa desa yang sudah turun. Namun sampai siaran TV analog dihentikan warganya belum ada yang dapat bantuan STB .
“ Sampai saat ini belum turun pak . Mudah mudahan secepatnya turun sehingga mereka bisa menangkap siaran TV digital yang menjadi satu satunya hiburan warga desa “,kata Abdillah Fadhol.
Terkait bantuan STB yang belum turun untuk warga miskin yang terdaftar di DTKS Fatkhul Muin jurnalis warga kabaarseputarmuria mengatakan, jika bantuan turun dan warga telah membeli STB maka bantuan tersebut akan diuangkan atau dijual. Biasanya pembeli akan membeli dengan harga yang murah . Sehingga potensi nilai bantuan tersebut akan turun banyak.
“ Contohnya jika beli STB umum dengan harga Rp 200 ribu . Maka ketika warga menjual STB tersebut kepada warga lain harganya pasti dibawah nilai tersebut. Apalagi jika semua warga telah menggunakan STB maka barang tersebut tidak akan laku “, kata Fatkhul.
Ditambahkan tidak hanya bantuan berupa STB bantuan bantuan bentuk barang yang lainnya sering dijual karena mereka tak butuh . Contohnya bantuan kompor gas dan tabung bahkan bentuk sembakopun mereka uangkan dijual ke pasar. Setelahb jadi uang mereka belikan kebutuhan lainnya. (Muin)