Demak – Imbas dari diputusnya sinyal TV analog malam tadi warga Jepara ramai beli set box di sejumlah toko elektronik . Namun sayang stok set top box TV di sejumlah toko habis sehingga mereka kembali tak membawa hasil.Sehingga mereka tidak bisa nonton tv seperti biasanya.
Darto warga RT 12 RW 1 desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak pada kabarseputarmuria mengatakan , hilangnya sinyal TV analog di TVnya pagi tadi . Semalam ia masih nonton TV seperti biasanya , namun pagi tadi ketika mau nonton TV semua sinyal TV hilang dari pandangan.
” Mendengar informasi tentang TV digital memang dengar tapi ya sekedar informasi saja.Ketika hari ini semua sinyal TV hilang baru ingat cari Set Top Box TV. Tapi hari ini semua toko kehabisan stok ” , kata Darto Sabtu 3/11/2022
Darto menambahkan Set Top Box TV baginya saat ini sangat penting karena setiap hari ia bersama keluarganya nonton TV . Saat ini TV merupakan salah satu hiburan di rumahnya . Ia dan anak anaknya selalu nonton TV di sela sela waktu luangnya. Jadi Ia pun keliling ke toko toko elektronik untuk membeli Set Top Box.
Ramainya warga mencari STB membuat stok STB di sejumlah toko elektronik habis di serbu pembeli. Hal itu dikatakan Ilzam Munafiin pemilik Ilzam seluler. Pagi tadi stok STB sejumlah 5 buah habis di beli warga. Padahal stok itu sudah ada satu bulan tersimpan di lemari jualannya.
” Untuk harga sekarang mulai Rp 200 an – 300an ribu entah setelah ini. Karena stok yang menipis mau tidak mau harga pasti naik .Ini saya sudah ada pesanan sekitar 10 buah tapi stok ada atau tidak ” , kata Ilzam
Terkait penggunaan STB TV , Rudiyanto,S Sos dari Kominfo Demak mengatakan sosialisasi penggunaan STB ini sudah setahun lalu digaungkan .Sehingga warga masyarakat sudah harus siap dengan penggunaan STB tersebut.Agar mereka dapat menangkap sinyal TV digital mereka harus membeli secara mandiri. STB ini bisa dibeli secara online maupun offline di toko toko elektronik.
” Memang Pemerintah memberikan bantuan STB gratis . Namun hanya ditujukan untuk yang termasuk kedalam golongan Rumah Tangga Miskin dan namanya sudah terdaftar pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).”, tambah Rudiyanto. (Muin)