Sokib petambak dari desa Surodadi Jepara tebar benih bandeng atau nener

Jepara – Musim panen garam di Jepara usai musim hujan tiba tambak garam kini penuh dengan air hujan. Peralatan produksi garam sudah di singkirkan, kini tambak garam menjadi kolam yang luas. Agar tetap menghasilkan beberapa petambak garam mengisi lahan tambak dengan anakan bandeng.

Seperti halnya Sokhib petambak garam dari desa Surodadi kecamatan Kedung tambak garam yang terisi air hujan ditebari bibit anakan bandeng sebanyak 25 ribu ekor. Kebiasaan ini ia lakukan setelah musim panen garam usai. Ini semua ia lakukan agar di musim penghujan tambak tetap menghasilkan.

“ Untuk harga anakan Bandeng perekornya Rp 50 kita tebar saja biarkan mencari pakan sendiri di lahan tambak ini. Biasanya panennya sekitar 4-5 bulan dan pemberian pakan jika bandeng sudah kelihatan besar “, kata Sokib pada kabarseputarmuria Senin 7 November 2022.

Sokib menambahkan untuk tebar 25 ribu bibit anakan bandeng tersebut jika pertumbuhannya bagus dan diberikan pakan ketika sudah besar . Estimasi hasil panen yang diharapkan sebanyak 1 ton dengan harga jual per kilonya Rp 25 -30 ribu . Sehingga hasil kotor yang diharapkan sebesar Rp 25- 30 Juta .

“ Memang hasilnya tidak begitu besar jika dibandingkan dengan hasil garam. Namun kalau tidak ditebari benih ikan tambak tidak ada perawatan . Selain hasil tebar benih bandeng ini petambak bisa mendapatkan hasil dari udang alami lewat bubu yang dipasang harian”, tambah Sokib.

Ditambahkan untuk tahun ini tambak di area Jepara memang lebih menguntungkan jika di garap untuk produksi garam . Apalagi jika harga garam bagus seperti tahun ini hasil sedikit namun dapat hasil yang banyak. Dulu memang tambak untuk budidaya udang windu dengan hasil yang menggiurkan .

“ Sekarang tak ada lagi yang buka usaha budidaya udang windu atau vanami intensif seperti dulu . Tidak untung namun banyak yang rugi sehingga mereka hanya produk gsrsm yang mereka usahakan dan tebar bandeng seperti saya “, kata Sokib. (Mu’in)