Demak – Harga garam rakyat atau krosok saat ini masih seperti harga lombok . Pasar yang menentukan artinya ketika pasar butuh stok terbatas harga langsung melonjak. Begitu sebaliknya ketika stok di pasar melimpah ruah harga menjadi rendah. Hal itu dikatakan H. Nur Salim pedagang garam dari desa Kendalasem kecamatan Wedung kabupaten Demak .
“ Ya seperti harga lombok di pasar pasar itu kadang harga mencapai ratusan ribu perkilonya namun bisa juga harga puluhan ribu perkilonya. Jadi ya untung yang mempenuyai barang ketika stok sedikit harga jadi mahal. Begitu sebaliknya “, tutur H. Nur Salim yang ditemui kabarseputarmuria beberapa waktu yang lalu.
Seperti harga garam krosok tahun 2022 ini pada akhir musim panen melonjak tinggi mencapai Rp 300 ribu perkwintalnya karena stok di lahan garam sudah menipis. Selain itu produksi garam tahun 2022 ini tidak ada separuhnya jika dibandingkan tahun 2021 akibatnya harga terus membumbung naik . Beruntung yang mempuntyai simpanan atau stok dalam gudang.
“ Tahun 2022 ini harga garam cukup bagus karena sejak awal panen sampai akhir tidak ada penurunan harga . Justru harga semakin lama semakin naik satu bulan yang lalu perkwintal hanya Rp 150 ribu perkwintal tetapi satu bulan kemudian naik menjadi Rp 300 ribu perkwintalnya itupun stok semakin habis.”. tambah H. Nur Salim yang berprofesi sebagai pedagang garam sejak lama.
Hal sama dikatakan Sokhib Ketua KSU Mina Barokah Surodadi kecamatan Kedung kabupatan Jepara, ia yang juga pengelola GGN ( Gudang Garam Nasional ) Jepara mengatakan pemerintah belum bisa mengendalikan harga garam . Sehingga harga garam ditentukan oleh kondisi pasar atau stok di lahan . Jika stok di pasaran banyak harga dipastikan murah atau jatuh.
“ Namun sebaliknya seperti tahun 2022 ini produksi garam tahun ini tidak banyak karena musim kemarau yang basah harga garam bagus sejak panen awal sampai panen akhir. Sehingga banyak pelaku usaha garam yang untung besar ketika masih punya simpanan garam tahun yang lalu “, tambah Sokhib. (Muin)