Semarang – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Regional Jateng-DIY memberangkatkan 7 truk bantuan logistik ke Kabupaten Lumajang, pada Jum’at (10/12/2021). Puluhan ton bantuan kemanusiaan tersebut akan diberikan kepada penyintas bencana erupsi Gunung Semeru.
Sebanyak 3 Armada diberangkatkan dari halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah, yang berada di Kota Semarang. Sementara sisanya diberangkatkan dari Kota Yogyakarta di hari sama.
Kepala Cabang ACT Jawa Tengah, Maruf Setiawan menerangkan, armada kemanusiaan tahap awal ini membawa sekitar 30 ton logitik dari segenap elemen masyarakat. Ia mengatakan bantuan akan disusul oleh bantuan tahap selanjutnya hingga masa pemulihan nanti.
“Bantuan berupa logistik ini menjadi pembuka bantuan-bantuan sahabat dermawan yang terus berdatangan dari 15 cabang ACT yang tersebar di Jawa Tengah dan DIY. Kita terus bergerak memfasilitasi dan memberi kemudahan bagi masyarakat yang ingin berderma membantu saudara di Lumajang,” jelas Maruf.
Adapun bantuan yang diberangkatkan berisi makanan pokok seperti beras, minyak, gula, tepung, dan kebutuan dapur lainnya. Selain itu, juga terdapat pakaian baru, popok, selimut, matras, terpal, hingga paket kebersihan diri.
Armada kemanusiaan yang berangkat dari Semarang dan Yogyakarta ini akan menuju Posko Induk ACT yang ada di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang. Lantas tim relawan di lapangan yang nantinya akan mendistribusikan ke posko-posko pengungsian yang tersebar di berbagai titik.
Maruf melanjutkan, selain bantuan pangan dan keperluan mendesak, ACT juga akan membangun hunian sementara bagi penyintas bencana yang rumahnya porak-poranda akibat awan panas dan lahar dingin erupsi Semeru.
Dalam seremonial juga dihadiri Ketua Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah, Safrudin. Ia mengapresiasi atas inisiasi ACT dalam merangkul solidaritas di tengah masyarakat.
“Luar Biasa, apa yang sudah dilakukan teman-teman ACT. Dimana ada bencana ACT selalu hadir untuk membantu saudar-saudara yg mengalami bencana,” ungkapnya saat memberi sambutan.
Lanjutnya, “Mari terus bersinergi karena dalam menangani bencana ini merupakan tanggung jawab bersama. Baik pemerintah, masyarakat, hingga dunia usaha. Kalau itu bisa disinergikan akan menjadi kekuatan yang luar biasa dalam menghadapi berbagai bencana yang ada,” tambah Safrudin.
Erupsi dari gunung setinggi 3.676 Mdpl itu telah mengakibatkan korban meninggal dunia tercatat sebanyak 43 orang hingga Kamis 9 Desember. Jumlah warga terdampak sebanyak 6.019 jiwa, 13 jiwa dalam pencarian, 26 mengalami luka berat, 82 jiwa mengalami luka ringan tersebar di 114 titik pengungsian.