Pengacara Farid Aminudin berpose dengan keluarganya

Demak  – Bagi masyarakat kabupaten Demak mungkin tidak asing lagi dengan sosok pengacara muda ini, gaya bicaranya santun, bersahaja dan orang yang diajak diskusi pasti akan dibuat kagum dengan penjelasannya.

Ya dia adalah Farid Aminudin, pemuda kalem dengan segudang prestasi ini merupakan pengacara muda lulusan Sarjana Hukum Fakultas Hukum Unissula Semarang tahun 2011.

Nama Farid semakin populer bagi masyarakat Kabupaten Demak dan sekitarnya karena kerap menangani berbagai persoalan hukum yang dihadapi para pencari keadilan khususnya di kota wali ini.

Saat ini beliau menangani sejumlah perkara yang menyita perhatian publik di Kab. Demak, mulai dari memperjuangankan nasib puluhan sekdes ASN Kab. Demak yang semena mena dimutasi oleh Bupati Demak, mendampingi Hany Aisyah bakal calon kepala desa Wonokerto kecamatan Karang Tengah Kab. Demak yang di anulir dan “dikerjai” oleh oknum panitia.

Bahkan informasinya hari ini beliau juga salah satu team hukum perkara OTT KPK terhadap Bupati Pemalang yang melibatkan beberapa kepala dinas di Kab. Pemalang yang sempat viral beberapa minggu yang lalu.

Meskipun sudah buka praktek kantor hukum secara profesional, ia memiliki tarif tersendiri, dan Ia pun memiliki aturan dan perhitungan tersendiri dalam menerapkan tarif yang mana katanya itu diisesuaikan dengan kondisi kliennya, dan ia pun mengaku tak memaksa atau mematok harga tertentu ketika menangani perkara.

“Saya lihat kemampuannya dia bagaimana. Kalau memang dari segi kemampuannya cuma apa adanya ya nggak apa-apa,” ujar nya.

Dirinya juga mengaku bahwa dirinya kerap memberikan keringanan apabila kliennya memang kurang dari segi finansial, bahkan tak jarang di dampingi secara probono atau cuma cuma, Karena baginya, rezeki tak hanya tentang uang.

Karena hal itulah, ia dan timnya tak segan untuk membantu klien yang membutuhkan bantuan hukum maupum materi meski kekurangan secara finansial, ujarnya.

Hal ini tentu saja di luar dugaan. Pasalnya, sebagai pengacara ternama di Kota wali ini, tentu saja banyak orang mengira bahwa tarif Farid pasti mahal. Namun, sekali lagi dirinya menegaskan justru menyesuaikan tarifnya dengan kemampuan kliennya.

Di kalangan rekan sejawatnya beliau dikenal sosok pribadi yang mengedepankan rasa empati kepada semua elemen masyarakat, ketika siapapun butuh pendapat dan arahan serta pertolongannya dipastikan beliau akan hadir membersamainya.

Beliau juga dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan senang bergaul dengan siapa saja serta tidak pernah memandang kasta, golongan dan tidak pernah pandang bulu.

Dia adalah sosok yang humoris, agamis taat beribadah dan sayang keluarga, dibuktikan dengan saat ini beliau “baru sementara” dikarunia 2 (dua) anak.

Diluar kesibukannya sebagai pengacara, ayah dari Pandu dan Quensa ini sedang menjalani pendidikan Magister Ilmu Hukum di Universitas Semarang, Impian terbesarnya adalah menjadi pengacara sukses dan bisa bermanfaat dan bagi orang lain, tutupnya.