Jepara – Rob tinggi yang melanda pantura Jawa di bulan Juni dan masih adanya hujan membuat pegaram Jepara belum mulai produksi. Tahun lalu bulan Juni seperti ini beberapa petambak garam sudah memamen garamnya. Sehingga lahan garam di tepi pantai dibiarakan begitu saja menunggu rob turun dan hujan reda.
Petambak garam di Jepara terkonsentrasi di kecamatan Kedung mulai dari desa Tanggul Tlare,Bulak Baru ,Panggung, Surodadi, Kalianyar dan Kedungmalang. Mereka menggarap lahan garam di tepi pantai dan juga jauh dari garis pantai. Garam dari Jepara ini dikirim hingga luar Jawa seperti Lampung dan daerah Sumatera yang lain.
Haji Kholil salah satu petambak garam yang menggarap lahan di desa Kalianyar pada kabarseputarmuria mengatakan , tahun ini menggarap lahan garam cukup sulit dibandingkan tahun tahun yang lalu. Selain rob yang tinggi di sepanjang bulan ini , hujan juga masih mengguyur di kawasan lahan garam. Akibatnya biaya garam lahan jadi tinggi karena hal tersebut diatas.
“ Biaya jadi membengkak lahan yang sudah kering dan siap di pasang geomembran tiba tiba hujan atau kena rob sehingga tanah kembali basah lagi. Padahal sudah keluar biaya banyak membayar kuli untuk mengeringkan dan menata lahan”, kata haji Kholil Senin 20/6/2022
Meskipun begitu Haji kholil tetap menunggu kondisi alam segera membaik yaitu tak ada rob dan tak ada kucuran lagi. Untuk mengisi waktu selangnya menunggu cuaca panas ia mengambil hasil dari ikan dan udang yang ditebarnya ketika musim penghujan. Namun ikan dan udang banyak yang keluar tamkbak ketika rob tinggi.
Terpisah Sokhib petambak garam yang juga Ketua KSU Mina Barokah desa Surodadi menambahkan , melihat cuaca yang masih ada hujan ia memprediksi musim garam tahun ini pendek dibandingkan tahun kemarin. Bahkan bisa juga tahun ini tidak ada produksi garam seperti beberapa tahun yang lalu. Akibatnya harga garam melonjak tinggi hingga Rp 300 ribu perkwintalnya.
Ia yang kini masih mempunyai garam du GGN desa Kalianyar optimis jika garam yang disimpannya menuai untukng yang lumayan . Ia memasukkan garam ke dalam gudang beberapa bulan yang lalu ketika masih panen raya . garam itu ia beli dari petambak garam di sekitar gudang garam Nasional yang dikelola Koperasinya.
“ Ya yang namanya garam itu jika stok menipis otomatis harga akan naik sendiri . Apalagi jika tidak ada garam sama sekali tahun ini harga garam pasti melonjak tinggi . Itulah kenapa kita membeli harga garam dari petani ketika panen raya dan nanti menjualnya jik astok garam kosong. Mudah mudahan tetap dapat keuntungan dan semua anggota akan merasakan “, kata Sokhib menutup sua. ( Pak Muin ).