Jepara – Bulan April ini petambak garam di Jepara sudah mulai menata lahan garamnya untuk produksi garam di tahun 2022. Harga garam yang tinggi membuat mereka bersemangat untuk memulai lahannya. Meskipun kondisi langit masih ada mendung dan sesekali turun hujan.

Hal itu tidak membuat mereka kendor semangat untuk menggarap lahan garamnya. Selain mengeringka air . Mereka mulai membuat petakan petakan untuk tempat panen garam. Selain itu juga memembuat saluran air serta mengatur jalannya air supaya cepat tua. Meskipun sesekali ada hujan mereka tak menghiraukan.

“ Hujan di bulan Mei ini sudah jarang sehingga lahan garam harus kita siapakan. Kalau sudah siap semuanya sirkulasi air sudah rapi dan cepat tua . Geomembran atau ge isolator digelar tidak ada sebuolan sudah bisa panen garam “, ujar Nurudin (35) petambak garam yang menggarap lahan di desa Panggung kecamatan Kedung kabupen Jepara Sabtu (15/5/2022)..

Dengan adanya geomembran atau geo isolator atau plastic hitam kelam tebal yang di tata di meja kristalisasi garam akan mempercepat waktu panen garam . Dulu sebelem ada teknologi geo membrane ini petani butuh waktu 2-3 bulan menunggu waktu panen. Namun dengan teknologi ini jika lahan sudah siap air sudah tua hanya butuh waktu satu bulan garam sudah bisa di panen.

Selain waktu yang cepat hasil garam yang menggunakan geomembran ini juga putuh dan bersih. Sehingga dengan adanya teknologi ini garam garam yang dihasilkan petani tidak ada yang bercampur tanah seperti dulu. Semua garam kelihatan putih bersih yang ,mebedakannya adalah kekeringannya. Semakin lama di panen semakin kering dan harganyapun lebih tinggi.

“ Ya sekarang membuat garam butuh modal besar . Seperti saya lahan tidak punya harus sewa lahan , beli peralatan utamanya membran ini untuk sekali masa buat garam jika baru kita butuh modal paling tidak Rp 20 jutaan untuk membeli geo membrane , belum biaya sewa lahan “, tambah Nurudin.

Melihat kondisi itu Muruddin berharap kepada Pemerintah untuk memperhatikan nasib para petambak garam ini . Misalnyanya dengan memberikan bantuan atau stimulant berupa geomembran. Dengan adanya bantuan geomembran itu bisa meringankan beban petambak garam . Seperti bgeberapa tahun lalu era Menteri Kelautan Ibu Susi semua petambak garam merasakan bantuan geomembran.

“ Saat ini sih ada yang dapat namun tidak semua petambak garam , hanya beberapa kelompok saja . Kalau bisa semua lahan garam di Jepara bisa mendapatkan geomemran agar petani sdemua kebagian bantuan”, harap Nuruddin. ( Muin)