Semarang – Di Kabupataen Semarang tepatnya di desa Nyatnyono kecamatan Ungaran Barat ada Makam Wali yang dikeramatkan dan menjadi salah satu destinasi wisata ziarah . Makam Waliyyullah Hasan Munadi ini berlokasi di Dampyak, Nyatnyono  . Saat ini makam ini  sudah dibuka untuk peziarah, dengan mematuhi protokol kesehatan.

Tepat pukul 23.oo , kabarseputarmuria  tiba di lokasi. Terlihat ada beberapa motor berjejer rapi di tempat parkir. Saat itu, langit pegunungan berwarna biru cerah dihiasi awan. Suhu udara di sekitar makam tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Di sepanjang jalan area makam terdapat beberapa ruko dalam kondisi tutup. Ruko-ruko tersebut identik dengan warna hijau bertuliskan oleh-oleh, suvenir, dan warung yang manunjukkan barang yang dijual.

Di depan ruko terdapat tulisan untuk mematuhi protokol kesehatan. Tersedia juga tiga wastafel beserta sabun untuk mencuci tangan para peziarah. Di area makam, terdapat beberapa peziarah. Ada yang di dalam makam, ada juga yang di luar makam. Area luar makam merupakan musala. Jadi Makam Waliyyullah Hasan Munadi ini berada di dalam musala yang berada di ruangan khusus.

Ruang makam ini terletak di tengah-tengah musala yang dilengkapi pintu dan jendela pada setiap sisi dinding makam.  Makam Waliyyullah Hasan Munadi ditutupi kain berwarna hijau tua bertulisan Arab. Di sekeliling makam terdapat kitab Yasin, Alquran, dan kotak amal. Kitab Yasin dan Alquran biasanya digunakan oleh para peziarah untuk memanjatkan doa. Sedangkan kotak amal digunakan untuk menampung infak dari para peziarah yang mengunjungi makam.

Selain itu, terdapat pula pilar-pilar kayu jati yang menjadi penopang makam. Pada saat Ramadan seperti ini, peziarah yang datang tidak seramai hari-hari biasanya. Meski begitu, makam tidak pernah sepi peziarah. Ada saja peziarah yang datang. Ada yang datang perorangan, ada juga rombongan kecil menggunakan mobil pribadi datang silih berganti. Seperti rombongan yang datang dari Jepara malam itu dua bis penuh.

Salah satu peziarah bernama Abdul Wakhid sudah beberapa kali mengunjungi Makam Waliyyullah Hasan Munadi. “ Saya  sowan ke tempat ini minta keberkahan. Orang kan ngertine wong sudah meninggal itu tidak ada, padahal masih ada. Ya minta ridho, minta doa, minta pangestu beliau,” kata Abdul Wakhid peziarah asal Demak.

Rombongan peziarah yang datang ke makam Syeh Munadi ini diterima oleh salah satu pengelola dan menceritakan kisah singkat sang Waliyullah . Setelah itu seluruh peziarah diberikan minuman teh panas untuk penghangat badan. Selanjutnya pengelola memberikan informasi tentang beberapa kegunaan dan keberkahan berziarah ke makam ini seraya meminta jariyah untuk kelangsungan makam keramat ini.

Usai penjelasan dari pengelola makam barulah peziarah berdoa atau tahlilan di pandu oleh ketua rombongan masing-masing. Sehingga suasana makam menjadi ramai dengan bacaaan tahlil , tahmid saling bersahut sahutan. Usai melaksanakan tahlilan bersama sama peziarah bisa keluar dari makam digantikan peziarah lain terus berganti ganti selama 24 jam. Sehingga kondisi makam ini tiada sepi peziarah meski malam hari.

Di masa pandemic Covid 19 ini memang area pemakaman ini pernah di tutup beberap hari karena mengikuti peraturan pemerintah sehingga makam yang biasanya ramai menjadi sepi . namun beberap hari ini makam kembali di buka sehingga suiasan pertokoan disekitar makam dan parkiran kembali ramai lagi menyambut datangnya para peziarah. (Muin)