Demak – Salah satu desa nelayan di kecamatan Wedung adalah desa Kedungmutih. Meskipun tidak mendominasi namun jumlah perahu di desa pesisir ini ada 100an lebih. Perahu perahu ini ditambatkan di tepi sungai SWD 1 dan SWD 2 yang bermuara di desa ini.
Mereka yang bekerja sebagai nelayan rata rata adalah penerus generasi yang lalu mungkin sudah generasi ke 3 atau ke 4. Sehingga masih banyak anak muda yang terus menekuni pekerjaan sebagai nelayan. Mereka masih mengharapkan laut sebagai tempat mencari nafkah.
Salah satunya adalah Suratno yang tetap menekuni kehidupan sebagai nelayan. Meskipun saat ini penghasilan nelayan tidak menentu tergantung dari cuaca dann juga keberuntungan diri. Jika laut tidak ombak atau aman ia tetap melaut.
“ Ya yang namanya pekerjaan ramai dan sepi ya tetap ke laut karena rejekinya memang dari laut. Kalau suasana laut sedang angin besar dan berombak ya saya istirahat dulu , Kalau aman ya berangkat yang penting juga BBMnya lancar dan mudah di beli “, aku Suratno usai malaut Senin 27/1/2025
Kemarin Suratno berangkat ke laut sehabis shalat Isya’ atau miyang malam hari. Semalaman ia menjalankan perahunya dilaut dengan menebar alat tangkap arad. Dengan empat mesin ia bergerak sampai ke tengah laut. BBM yang dibutuhkan minimal 70 liter harga perliter Rp 6.800 beli SPDN . Belinya harus pakai rekom itupun tidak tentu ada . Kalu tak ada beli bakul lebih mahal bisa sampai Rp 8.000 perliter
Setelah semalaman mengikuti gerakan perahu menjelang pagi hari iapun kembali ke darat lagi . Suratno bersama satu temannya yang menemani melaut mengarahkan perahunya kembali ke darat. Sekitar pukul 7 pagi perahu itupun selamat sampai di tambatan perahu.
Usai menambatkan perahunya kmudian datang saudaranya untuk memilah ikan yang ada dalam drum plastic hasil miyang semalam. Ada udang laut dan juga ikan ikan yang masih bercampur menjadi satu . Udang dan ikan itupun dipilah pilah sesuai jenisnya.
“ Ini udang laut kalau yang kecil kecil seperti ini ya harganya sekitar Rp 35-40 ribu, Kalau yang besar besar bisa sampai Rp 50 -60 ribu. Hari ini paling ya dapat sekitar 30 Kg . Selain itu ada ikan lainnya “, kata Suratno.
Sebagai seorang nelayan sepi ramai ia tetap melaut karena satu satunya penghasilan dari melaut. Sekali berangkat melaut untuk bahan bakar dan bekal sekitar Rp 700 ribu kadang juga lebih. Kalau hari hari hari biasa paling dari penjualan ikan dapat Rp 1 juta kadang juga kurang.
“ Kalau pas laut sedang ramai atau banyak ikan sekali miyang bisa dapat Rp 2- 3 juta. Ya kadang banyak kadang sedikit ya pandai pandainya kita ngatur keuangan. Namun selama ini ya lancar lancar saja perahu rusak bisa perbaiki . Kalau pas kosong ya ngutang dulu ketika ramai bayar utang “, tambah Suratno.
Selain Suratno di desa Kedungmutih ini ada ratusan orang yang berprofesi sebagai nelayan. Mereka masih berharap nelayan menjadintempat mencari nafkah. Sehingga perdu dukungan darim pemerintah utamanhya penyediaan bahan bakar yang cukup.
Selain itu juga dukungan permodalan terutama untuk penggantian mesin perahu yang setiap waktu harus diganti atau servis. Selain itu juga perahu perahu perlu renovasi karena pengoperasian 4 mesin perahu mengurangi daya kekuatan perahu . ( Pak Muin)