Semarang – Tempat wisata ziarah merupakan tempat mencari rezeki bagi siapa saja yang mau bekerja . Mulia dari Tukang Ojek , Penjuala Makanan dan minuman , Jasa toilet , menyewakan sarung untuk mandi dan jasa foto candid . Ya jasa foto ini disebut candid karena mempotonya asal saja dan tidak inta ijin terlebih dahulu. Setelah foto jadi baru ditawarkan kepada orang yang difoto.
Di obyek wisata ziarah Sendang kalimah Toyibah Nyatnyono Ungaran ini ada beberapa orang yang berusaha sebagai paparazzi. Salah satunya adalah Sholikhin yang mengaku asli warga Demak . Dia beserta tiga temannya menjadi satu tim dalam menjalankan usahanya ini. Ada yang bagian memotret di Sendang ada yang bertugas mencetak ada yang bertugas menjajakan foto setelah jadi.
“ Saya disini sudah lebih 6 bulan menjual jasa foto disini . Selain modal kamera dan alat cetak kami juga ada biaya kontrak disini . Yang mahal biaya kontraknya ya yang penting setiap hari pemasukan tetap jalan ya kita jalani terus “, kata sholikhin pada kabarseputarmuria yang menemuinya parkirakan wisata ziarah Nyatnyono Ungaran Mingg (26/9).
Meskipun pengambilan secara candid namun kebanyakan peziarah mengambil foto hasil potretan temannya itu. Hal itulaha yang membuat ia dan teman temannya menjalankan pekerjaan ini. Dan hasilnya pun lumayan jika foto terambil banyak oleh para peziarah. Memang satu atau dua ada foto myang tidsk diambil penyebabnya mereka tidak tahu jika fotonya di tempat ini atau pulang duluan sebelum jadi.
“ Ya sudah resikonya jika tidak diambil ya kita bakar saja . Tetapi dari pengalaman yang diambil lebih banyak sehingga untuk menutup biaya operasional tetap masuk . Namun dalam masa covid 19 ini saya nganggur hampir 6 bulan karema obyek wisata ini ditutup untuk umum jadi fotonya juga libur “, kata Sholikhin.
Adapun jasa foto candid ini perlembarnya hanya Rp 5.000 ukuran $R , sedangkan jika minta ukuran lainnya bisa dengan harga nego misalnya ukuran 8 R ,10 R . Jika semua foto terambil semua dalam satu bis dengan jumlah penumpang 50 orang ia bisa mengumpulkan uang Rp 250 ribu setiap rombongan modal yang dikeluarkan tidak lebih Rp 50 ribu . Untuk keuntungannya bisa dihitung sendiri. Resikonya memang jika tidak terambil namun demikian yang tidak terambil paling banyak 30 persen . Sehingga tetap layak untuk perhitungan usaha. ( Muin )