Jepara – Kabupaten Jepara minggu minggu ini menjadi sorotan public karena viralnya angka perceraian dan yang meminta cerai adalah fihak wanita. Sehingga menurut informasi yang didapatkan angka itu menjadi rengking nomor 1 di Jawa Tengah. Kenaikan angka perceraian itu salah satunya dipicu oleh dominanya pekerja wanita terutama di sector industry.Sedangkan pekerja pria tak begitu di butuhkan dalam industry besar di Jepara.
Tingginya angka pekerja wanita di Jepara menjadi pemicu tingginya angka perceraian ini beralasan. Rata rata wanita yang bekerja di pabrik pabrik di Jepara waktunya dihabiskan di tempat kerja. Selain itu jam kerja yang tidak tentu membuat mereka semakin jarang ketemu dengan keluarganya . Selain itu banyak dari mereka yang tinggal di kos kosan karena rumah jauh dari tempat bekerja.
Akibatnya pekerja ini jarang ketemu dengan keluarga suami istri dan anak. Bahkan dari para pekerja tersebut suaminya bekerja sendiri sendiri di tempat lain bahkan ada yang merantau ke luar kota karena sulitnya mencari pekerjaan di desa. Sehingga mereka yang telah beranak biasanya anak anak mereka diasuh oleh orang tua ,saudara bahkan tetangga.
Melihat kondisi ini yang terus menerus maka keluarga pelan pelan kerukunan keluarga akan terampas. Masing masing mempunyai kesenangan dan dunianya masing masing. Yang pekerja wanita biasanya terhibur dengan lingkungan kerja yang nyaman , gaji yang tetap setiap bulan dan suasana lain termasuk kesenangan dengan keluarga yang terlupakan. KOndisi ini tidak ada perubahan sehingga masing masing keluarga akan pecah atau bercerai.
Selain permasalahan gaji yang tetap setiap bulannya sehingga mereka sudah bisa mencukupi kebutuhannnya sendiri juga factor moral. Mereka pindah kelain hati atau gugat cerai karena mereka sudah bosan dengan kondisi pasangannya saat ini. Mereka cenderung mencari kesenangan atau pasangan yang baru yang satu level dengannya yang sesame pekerja pabrik. Dengan berpadunya kehidupan mereka selain kesenangan diri pribadfi finansialpun akan lebih besar.
Fenomena angka percaeraian yang tinggi di Jepara ini tidak akan berakhir jika pekerja wanita terus dominan disisi dunia kerja. Namun ada beberapa hal yang dilakukan untuk menekan angka perceraian di Jepara ini. Salah satunya adalah memberikan penyuluhan tentang keharmonisan keluarga bagi yang telah menikah dan penyuluhan persiapan pernikahan bagi yang akan melaksanakan pernikahan.
Dua cara itulah yang harus kita lakukan untuk menekan tingginya laju angka perceraian di Jepara . Dengan cara tersebut tentunya dibutuhkan peran serta pemerintah daerah untuk merealisasikan hal ini. Sehingga ke depannya tidak ada lagi angka perceraian yang tinggi yang menjadi viral dan mendapatkan perhatian khalayak. Meskipunada anggapan berita ini menjadi kebanggan karena menjadi viral di mana-mana. Namun jika ditelusuri lebih dalam hal ini cukup memalukan dan mengenaskan (Muin)
Fatkul Muin
Pemimpin Redaksi
Kanal Jurnalis warga www.kabarseputarmuria.com