Karangasem – Desa Merdeka : Salak, salak, dan salak. Di kanan dan kiri jalan, mata dijamu oleh pohon-pohon salak. Sebagian besar tumbuh di perkarangan rumah warga.

Itulah kesan pertama yang akan turis temukan saat bertandang ke Desa Sibetan. Desa ini terkenal di Bali sebagai penghasil salak. Jika Anda pernah membeli salak khas Bali untuk oleh-oleh, bisa jadi salak tersebut berasal dari Desa Sibetan. Sebagian besar salak di Bali berasal dari desa ini.

Desa Sibetan terletak di Kabupaten Karangasem, yang berada di sisi timur Pulau Bali. Berada di ketinggian, Desa Sibetan menawarkan hawa sejuk bagi turis yang bertandang.

Turis yang bertandang tak hanya diajak sekadar melihat pohon salak. Lebih dari itu, agrowisata yang ditawarkan bagi turis. Anda tak akan menemukan hotel di sini. Namun, bisa menginap di homestay yang dikelola warga setempat.

Lalu, Anda akan diajak berjalan mengitari Desa Sibetan atau bisa juga lebih jauh lagi, jika fisik Anda menyanggupi. Kesejukan udara, pohon salak nan asri, serta kehidupan warga yang kental tradisi Bali, menjadi hal yang ditawarkan untuk turis.

Pelesir di Desa Sibetan tak lengkap dengan menikmati aktivitas agrowisata salak. Total kebun salak di desa ini mencapai 234 hektar. Ada 14 jenis pohon salak di Desa Sibetan, dan semua dikelola secara organik.

Salak yang menarik dan bisa dicicipi turis salah satunya adalah salak merah. Berbeda dengan salak yang umumnya berwarna kuning gading, salak ini berwarna merah.

Nah, turis yang datang bisa mengikuti tur ke kebun salak untuk melihat cara penanaman dan pembuahan salak. Lalu diikuti dengan mencicipi buah salak maupun aneka olahan salak seperti keripik sampai sambal. Tutup kunjungan dengan mengunjungi pabrik wine salak dan menyesap manisnya wine yang terbuat dari buah salak. (kompas)