Jepara – Ramadan 1441 berlalu dengan beragam keagungan serta keistimewaannya karena adanya pandemi. Tim Masyarakat Relawan Indonesia dari Aksi Cepat Tanggap (MRI-ACT) Jepara meluncurkan program Jateng Care Line pada Kamis (4/6).
Peluncuran program diadakan tak jauh dari basecamp MRI Jepara di Desa Margoyoso, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara.
Jateng Care Line adalah layanan antar beras gratis bagi masyarakat prasejahtera terdampak Covid-19 di area Jawa Tengah. Melalui program ini memungkinkan masyarakat prasejahtera khususnya Kabupaten Jepara bisa menerima beras tanpa harus keluar rumah.
Giyanto Kepala Cabang ACT Jawa Tengah mengungkapkan, semua orang yang terlibat dalam Jateng Care Line akan menjadi sebuah prestasi kemanusiaan yang tak akan pernah dilupakan. “Semangat masyarakat luar biasa, salah satunya ialah saling membantu dalam menghadapi corona dimana masyarakat yang berkecukupan berlomba-lomba membantu yang kekurangan khususnya di ketahanan pangan,” katanya.
“Untuk set-up Jateng Care Line di area Semarang raya Alhamdulillah sudah berjalan. Selanjutnya kita akan menggandeng banyak mitra strategis ACT Pati Raya. Pada tahap awal peluncuran program ini kita mulai bersama MRI di Jepara,” imbuh Giyanto.
Lanjut Giyanto, untuk bisa mendapatkan layanan antar beras ini bisa berkoordinasi dengan tim MRI Jepara. “Setiap data yang masuk nantinya tim MRI Jepara akan segera menindaklanjuti. Kita upayakan bantuan dapat diterima kurang dari 2×24 jam saat data sudah valid,” terangnya.
Turut hadir dalam konferensi pers Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jepara Nur Hidayat. Ia menyampaikan apresiasi atas peran organisasi kemanusiaan dalam mendukung pemerintah dalam menangani Covid-19.
“Terimakasih saya sampaikan atas peran MRI-ACT dalam mendampingi masyarakat selama ini. Adanya trobosan Jateng Care Line ini sangat bagus karena lembaga lain belum ada yang menginisiasi,” ungkap Nur Hidayat.
Aksi-aksi kemanusiaan dari berbagai lapisan masyarakat ini diungkapkannya sebagai percontohan yang baik dan bisa menjadi masukan untuk pemerintah. “Kita semua tahu, data masyarakat miskin dua atau tiga tahun yang lalau barangkali sudah tidak relevan sekarang. Adanya pandemi ini mengakibatkan banyak orang miskin baru hingga berbagai aspek kehidupan,” pungkas Nur Hidayat.