Jepara – Murahnya harga garam di lapangan membuat pedagang aksi borong dan mengirim garam ke luar Jawa. Setiap harinya dipstikan ada garam yang dikirim dengan menggunakan truk truk besar. Satu kali kirim sekitar 24 ton. Hal ini bisa kita lihat disepanjang pinggir jalan mulai desa Kedungmalang – Semat terlihat ratusan zak –zak garam . Selain itu ada juga garam yang masih bentuk curah terlihat menggunung.
Jaryo salah satu pedagang garam dari desa Kedungnalang membenarkan kondisi ini . Turunnya harga garam membuat pedagang garam mengisi gudangnya . Permintaan garam dari luar jawa juga mengalami kenaikan karena harganya yang masih terjangkau. Harga garam saat ini berkisar Rp 30 ribu – 35 ribu perkwintal dilahan untuk kualitas umum. Sedangkn kualitas bagus harganya sedikit lebih mahal.
“ Untuk tahun lalu saya mengirim garam ke luar jawa sekitar 100 truk besar. Untuk produksi garam tahun ini baru beberapa truk saja namun jikaa harga masih rendah seperti ini kemungkinan ada kenaikan jumlah kirim garam ke Lampung “, kata Jaryo.
Dari pantauan kabar seputar muria , saat ini lahan garam di Jepara yang terkonsentrasi di kecamatan Kedung dan Tahunan ini sudah mengalmi panen raya. Sehingga seluas mata memandang tampak lahan garam dipenuhi tumpukan garam. Garam garam dari lahan kebanyakan di jual pada para pedagang karena mereka butuh uang untuk operasional dan juga kebutuhan keluarga meski harga rendah.
Salim petambak garam dari desa Kalianyar kecamatan Kedung mengaku meski murah tetap menjual garam dari lahannya . Selain untuk belanja harian keluarga juga untuk belanja peralatan garam utamanya geomembran. Harapannya harga garam naik atau stabil Rp 50 ribu di lahan sehingga ia punya simpanan lebih dari pembuatan garam untuk menyewa tahun berikutnya. (Muin)