Jepara – Setiap tahun, pada musim kemarau bulan Agustus – Oktober, dapat dipastikan desa Karanganyar kekeringan. Untuk mencukupi kebutuhan air minum mereka harus membeli dari desa Telukwetan dan Bugo. Atau mendapatkan droping air minum dari pemda yg jumlahnya sangat terbatas.

“Untuk kebutuhan mandi, cuci pakaian dan minum ternak harus membeli dari desa lain” ujar Sumarno ketua kelompok perajin mainan anak ketika Acara Sosialisasi Pecalegan Pak Hendro Minggu lalu di desa Karanganyar . Namun kisah, itu adalah masa lalu kami, sebab kemudian ketika pak Hendro Martojo menjadi Bupati, persoalan itu teratasi hingga saat.Sumarno masih ingat benar kisahnya.

“Suatu siang ditahun 2003 – an, saya sedang ngecor dak rumah orang tua saya. Tiba tiba pak H. Mudi, carik desa Karanganyar memanggil saya dari bawah. “Dicari pak Hendro mas” kenang Sumarno. Saya pikir pak carik bercanda hingga saya pun menanyakan “Hendro siapa? “, balas saya. ” Pak Bupati ” jawab H. Mudi.

Sayapun turun tergesa gesa dan menemui pak Hendro di depan gang rumah saya dengan pakaian seadanya. Saya terkejut karena pak Hendro membawa pula 2.tangki air minum. Beliau juga didampingi direktur PDAM. ” Air ini khusus untuk minum mas. Sedang untuk kebutuhan lain seadanya dulu” ujar pak Sumarno mengenang percakapan kala itu. ” Sekarang minta apa? Apa yang dibutuhkan warga ” tanya pak Hendro.

Dengan cepat Sumarno menjawab, sambungan Air Minum dari Ujungpandan pak hingga kami tidak selalu kesulitan saat musim kemarau. Menurut Sumarno, pak Hendro sempat terdiam sesaat.

Namun setelah itu menanyakan kepada direktur PDAM, apakah debit airnya cukup. ? Setelah dijawab cukup pak Hendro memerintahkan untuk dilakukan penyambungan pipa air minum dari Ujungpandang. “Waktunya tidak boleh lebih 4 bulan. Apa bisa?: : ujar Sumarno menirukan perintah pak Hendro pada direkktur PDAM yang menjawab singkat, siap pak.
Ternyata tidak lebih 100 hari, air minum itu telah terpasang. Tentu masyarakat sangat gembira, sebab persoalan yang selama ini membelenggu mereka telah terselesaikan. “Sampai saat ini hampir semua warga Karanganyar menggunakan air dari jaringan yang dibangun semasa pak Hendro” ujar Sumarno.

Kisah ini dituturkan kembali oleh Sumarno saat Silaturahmi P. Hendro dengan para perajin mainan anak desa Karanganyar dan pak Hendro ikut mendengarkan. Walaupun ia mengaku tidak ingat secara rinci peristiwa itu. Demikian juga para perajin muda, tidak tau kisah masuk nya air minum ke desanya. Sebab kala peristiwa itu terjadi mereka masih duduk di bangku SD. (ADV*)