Pakalongan – Ahad (16/12) Kanzussolawat Kampung Noyontakaan menjadi lautan manusia yang datang dari berbagai penjuru Indonesia. Mereka datang ke Pekalongan untuk menghadiri acara Maulid bersama Habib Lutfie Ketua Jam’iyah Ahli Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyah ( Jatman) yang juga Mursid Thoriqoh Sadzaliyah .
Pengajian akbar ini dihadiri sejumlah tamu dari Arab Saudi dan Habib Ali Zainal Abidin dari Malaysia. Tampak pula Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, Wali Kota Pekalongan Saelany Machfud dan sejumlah ulama dari berbagai daerah.
Pengajian diawali sekitar pukul 7 pagi dengan pembacaan sholawat dan Dalail oleh santri yang datang dari penjuru Indonesia. Usai pembacaan shalawat acara dilanjutkan dengan mauidho hasanah yang pertama oleh Habib Ali Zainal Abidin dari Malaysia . Sedangkan ceraamah agama kedua disampaikan Habib Umar Muthohar , SH dari Semarang.
Dalam ceramahnya, Habib Umar bin Ahmad dari Semarang menyampaikan perlunya seseorang dalam menjaga lisan dan kehormatannya. “Segala macam ucapan dan perbuatan itu ada tanggung jawabnya. Jangan suka memfitnah, dan jangan suka berbohong, ucapkanlah segala kebaikan ,baik untuk orang lain maupun kepada diri sendiri,” ujar Habib Umar.
Dalam kesempatan ini, Habib Lutfi menyampaikan, serangkaian acara puncak Maulid merupakan upaya dalam mengingat sejarah terbentuknya NKRI. “Dengan Maulid juga sebagai perantara bagi kita untuk mengingatkan sejarah, karena tegaknya merah putih tidak akan melupakan sejarah,” ujar Habib Lutfi.
Sementara itu, Sumariyo salah satu jamaah mengaku datang bersama teman-temannya dari Demak . Mereka tiba di Pekalongan pada Sabtu (15/12) malam. “Saya sengaja datang kemari bersama teman-teman saya untuk datang ke pengajian akbar Habib Luthfi, selain itu juga ikut khataman Al Qur’an di Makam Keluarga besar Habib Lutfie . Beliau adalah tokoh ulama yang bisa menjadi contoh, karena pembawaan beliau yang baik,” ujar Sumariyo .
Acara Maulid nabi yang digelar usai shalat berjamaah menjadi perhatian ribuan jamaah dari berbagai penjuru. Selain menempati ruang kanzussholawat jamaah juga memadati semua jalan dan gang-gang kampung Noyontakan. Meskipun dalam acara maulid hujan mengguyur namun para jamaah tidak bergeming dan setia mengikuti jalannya maulid nabi. Usai maulid dibagikan nasi kuning lemak dan daging untuk disantap seluruh jamaah yang hadir. (Muin)