Jepara- Petambak garam di Jepara kini panen raya. Semua petambak telah merasakan hasil dari air laut yang kini jadi emas putih. Namun karena belum ada tata niaga garam yang baik. Lagu lama terus terdengar jika stok garam berlebih harganyapun turun drastis.

” Seharusnya harga garam paling rendah ya kisaran 50 ribu di lahan. Harga segitu petambak hanya untung sedikit. Jika harga dibawahnya ya petambak tak dapat untung alias impas. Keuntungannya kalau mau timbun mungkin ada kenaikan sedikit”, kata Shohib Ketua KSU Mina Barokah Surodadi Jepara yang juga petambak garam.
Shohib yang juga pernah mendampingi petambak garam dalam program PUGAR mengatakan, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan tentang harga garam. Oleh karena itu ia menyarankan petambak untuk menyimpan garam dalam gudang.

Dengan semua petambak menyimpan garam maka peredaran garam akan berkurang. Jika berkurang maka harga diprediksi akan ada penigkatan meski sedikit. Apalagi jika hujan datang harga dipastikan bisa naik signifikan.

” Kalau saya boleh menyarankan petambak garam jangan menjual garamnya. Kalau bisa masukkan garam ke dalam gudang. Untuk biaya hidup bisa bongkar simpanan atau pinjam ke lembaga keuangan. Koperasi saya siap kok meminjami petambak garam”, tambah Shohib

Haji Kholil petambak garam yang menggarap lahan di desa Surodadi mengatakan, harga garam di lahan saat ini kisaran Rp 25-35 ribu setiap kwintalnya tergantung kwalitas. Dengan harga yang turun tersebut ia kini memasukkan garam ke dalam gudangnya. Setiap hari ia bisa memasukkan garam rata rata 25 kwintal. Ia berharap musim hujan nanti harga garam bisa naik sehingga bisa menjadi tabungan.

” Harga garam tahun ini tidak sebagus tahun lalu. Tahun lalu saya pernah menjual garam perkwintalnya Rp 300 ribu. Tetapi tahun ini paling tinggi Rp 60 ribu dan terus turun hingga hari ini perkwintalnya 30 ribu”, kata Haji kholil. ( Muin)