Pekalongan – Selain hadirnya para pejabat baik tingkat bawah sampai atas sekelas Preside RI dan para menteri ,jamaah Maulid Nabi di kanzussholawat Pekalongan juga menanti tradisi pembagian nasi kebuli. Nasi ini ditempatkan dinampan besar , selain nasi kuning lemak juga empat potong daging , buah dan juga air mineral gelas 4 -5 buah. Jumlah nampan yang disediakan ribuan .
Satu hari sebelum acara maulid nasi kebuli ini sudah dibuat oleh ratusan para juru masak handal di dapur khusus di halaman rumah Habib Lutfie dan beberapa rumah sekitarnya di area gendung Sholawat. Ribuan nampan ini selalu digunakan setahun sekali di acara puncak Maulid nabi Muhammad SAW. Adapun biaya yang digunakan untuk pembuatan ini dari ratusan donatur yang dikoordinir panitia.
Sebelum acara dibuka oleh ratusan pelandang nampan –nampan ini di sebar ke area seputaran pengajian di rak-rak yang telah tersedia. Nasi dalam nampan itu lokasinya di sesuaikan dengan lokasi para jamaah . Ini di lakukan agar pembagiannya nanti bisa merata di semua tempat.
Namun ajibnya dari informasi yang didapatkan dari Duta Islam , meski nasi-nasi yang ditumpuk dengan loyang nampan itu tidak ada lalat yang mengerubungi. Padahal, sejak pagi hingga siang terik, bau daging kambing sangat menyengat jamaah. Jamaah lain yang berada di dekat nampan-nampan itu juga mengaku heran atas apa yang dilihatnya.
Dutaislam.com akhirnya menemui salah satu panitia menanyakan rahasia nasi kebuli tersebut bisa bebas dari lalat. Yang berhasil ditemui adalah Habib Hasyim bin Yahya, keponakan Abah Luthfi. Menurut Bib Hasyim, tidak ada resep khusus dalam memasak nasi kebuli, namun semua itu, katanya, karena lalat dan nyamuk di Kanzus sudah diajak omong baik-baik agar menghormati setiap tamu dan jamuan tamu agung Kanjeng Nabi Muhammad yang hadir ke Pekalongan.
“Alhamdulillah, lalat di sini muslim semua dan menghormati acara maulid, jadi aman-aman saja,” ujar Bib Hasyim. Percayakah Anda? Lalat saja menghormati maulid, manusia, ya sudah seharusnya. Sudah semestinya tulis Duta Islam.com . (Muin)