Demak – Gerhana bulan telah terjadi pagi tadi (28/7) seluruh umat muslim menggelar shalat gerhana bulan. Termasuk juga di masjid Baitul Makmur desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak .Meskipun tidak seramai ketika shalat Gerhana Matahari namun jamaah tetap khusuk menjalankan shalat berjamaah.
Usai shalat berjamaah warga telah mempersiapkan selamatan yang sudah menjadi tradisi sejak dulu kala. Beberapa nampan berisi nasi dan lauk pauknya telah siap disantap. Selametan ini lazim disebut brokohan seperti halnya selamatan untuk kelahiran bayi. Selain nasi dan lauk pauk ada juga telor dan sayuran atau janganan.
Sebelum di makan bersama sama terlebih dulu modin atau kyai memanjatkan do’a untuk memohon keselamatan kepada seluruh jamaah. Sebelum do’a biasanya diawali dengan bacan tahlil , takbir dan tahmid . Bacaan ini sudah dilaksanakan nenek moyang sejak dulu. Kebiasaa baca tahlil merupakan cirri khas warga atau jamaah NU atau Nahdliyin.
Slamet (36) warga desa Kedungmutih di sela sela selatan usai shalat gerhana mengatakan, Tradisi selamatan atau brokohan sejak lama sudah dijalankan warga. Ketika ia masih kecil tradisi ini telah ada dan terus ada hingga ia dewasa. Malam hari ini tradisi itu masih ada meski tidak seramai dulu.
Ciri khas selamatan ini selain ada sayur urap atau jangan urap tidak ketinggalan telor rebus yang di potong mirip bulan atau matahari sebagai symbol bulan dan matahari. Nasi selamatan itu biasanya telah dipersiapkan oleh ibu ibu malam gerhana bulan. Sehingga usai shalat nasi selatan sudah tersedia.
Di tempat yang sama KH. Sakdun dalam khotbahnya bahwa terjadinya gerhana bulan adalah fenomena alam biasa. Oleh karena itu jamaah tidk perlu melakukan hal yang neko-neko atau aneh. Justru jamaah harus membaca istighfar memohon ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan yang dilakukan. (Muin)